Berita Internasional

Penembakan Brutal Tewaskan 93 Orang di Moskow, Amerika Ternyata Sudah Peringatkan Rusia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan layanan darurat terlihat di luar gedung konser Balai Kota Crocus yang terbakar setelah insiden penembakan di Krasnogorsk, di pinggiran Moskwa, pada 22 Maret 2024. Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan di gedung konser di pinggiran kota Moskwa pada 22 Maret 2024, menyebabkan tewas dan terluka sebelumnya kebakaran besar menyebar ke seluruh gedung, wali kota Moskwa dan kantor berita Rusia melaporkan. (STRINGER/AFP)

TRIBUNJATENG.COM - Kelompok bersenjata melakukan penyerangan di Kota Moskow atau Moskwa.

Sebanyak 93 orang dilaporkan tewas.

Amerika Serikat (AS) ternyata sudah memperingatkan Rusia soal rencana penyerangan tersebut.

Baca juga: Penembakan di Acara Konser Tewaskan 93 Orang, Rusia Tangkap 11 Orang

Peringatan tersebut dikeluarkan jauh-jauh hari sebelum beberapa orang dengan senapan serbu melakukan penembakkan secara brutal di Crocus City Hall, sebelah barat Moskwa pada Jumat (22/3/2024) waktu setempat.

Dilaporkan New York Times, peringatan soal potensi ancaman keamanan di Moskwa dikeluarkan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Rusia, Kamis (7/3/2024).

Kedubes AS di Rusia menyebutkan, pihaknya menerima laporan ada kelompok bersenjata yang mereka sebut sebagai "ekstremis", dalam waktu dekat bakal menyerang tempat pertemuan berskala besar di Moskwa, termasuk gedung konser.

Dalam pernyataan tersebut, warga AS di Rusia diingatkan bahwa teror di Rusia dapat terjadi dalam 48 jam ke depan.

"Peringatan itu terkait dengan serangan pada hari Jumat.

Namun hal itu tidak terkait dengan kemungkinan sabotase Ukraina," kata pejabat AS.

Pejabat AS juga mengatakan, pihaknya tidak akan menggunakan kata "ekstremis" dalam peringatannya bila hal ini direncanakan oleh Kyiv.

Dinilai menakut-nakuti Rusia

Meski AS sudah mengeluarkan peringatan, kelompok pro Kremlin menilai peringatan dini ancaman penembakan di Rusia tersebut merupakan usaha AS untuk menakut-nakuti Rusia. 

Pada saat itu, pejabat AS mengaku khawatir bila serangan di Moskwa akan dikaitkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Ukraina.

Pejabat setempat menilai, Putin akan memberikan tekanan pada negara-negara Barat untuk mengidentifikasi siapa yang mereka anggap bertanggung jawab atas serangan di Moskwa bila benar-benar terjadi.

Mereka juga menyebutkan, Putin dapat menggunakan teror di Rusia sebagai cara untuk melemahkan dukungan ke Ukraina.

Halaman
12

Berita Terkini