TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Sarung goyor Tegal atau sering disebut sarung toldem (nyantol langsung adem) saat ini sedang laris manis di bulan Ramadan.
Pesanan dari sarung yang diproduksi menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) ini mengalami peningkatan drastis, sebanyak 100- 200 persen.
Seperti yang dialami oleh Fahmi Lukman Alkatiri (42), pemilik UMKM Fahaltex Tegal yang galerinya beralamat di Jalan Cendrawasih Nomor 33 Kota Tegal.
Merek produknya bernama Sarung Goyor Pohon Zaitun.
Dalam proses produksinya, dia bahkan bermitra dan memberdayakan warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas IIB Slawi.
Fahmi mengatakan, permintaan sarung goyor sangat banyak di bulan Ramadan, bahkan proses produksi hingga dikejar-kejar pasar.
Ia tidak menyangka dan punya ekspektasi tinggi terkait produk Sarung Goyor.
Baca juga: City Walk Fashion Show On The Street Jadi Ajang Kenalkan Produk Batik dan Sarung Goyor Tegal
Baca juga: Sarung Goyor Tegal Motif Songket Turki Laris Manis di Afrika, 3 Bulan Terkirim 400 Ribu Picis
Karena pada akhir 2023, kondisi pasar sempat lesu dan menjenuhkan.
"Penjualan dalam negeri sangat bagus di bulan Ramadan, meningkat 100- 200 persen permintaannya," katanya kepada tribunjateng.com, Selasa (26/3/2024).
Fahmi mengatakan, produksi sarung goyornya bahkan belum bisa memenuhi permintaan pasar.
Saat ini tiap minggunya penjualan mencapai 5- 10 kodi per pekan. Atau meningkat dibandingkan sebelum Ramadan yang hanya berkisar 3 kodi per pekan.
Pesanan paling banyak berasal dari wilayah Jabodetabek, Kalimantan, dan Surabaya.
"Jika ada 100 kodi pun pasti akan terjual selama sebulan Ramadan. Karena sudah banyak yang memahami kualitas sarung goyor, jadi semakin diminati oleh orang di luaran sana," ujarnya.
Berdayakan Warga Lapas
UMKM Fahaltex Tegal milik Fahmi saat ini memiliki buruh lepas sebanyak 60 orang yang tersebar di Desa Wangandawa, Kabupaten Tegal dan di Kelurahan Slerok, Kota Tegal.