TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Di Kabupaten Kudus digelar beragam tradisi syawalan. Setidaknya ada empat hingga lima kegiatan syawalan yang bakal memeriahkan Lebaran kupat di Kota Kretek tahun ini.
Mulai dari festival sewu kupat, tradisi bulusan, kirab kupatan, hingga kegiatan syawalan yang diisi dengan kegiatan lomban praon.
Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah mengatakan, sinergitas pemerintah daerah dengan pegiat tradisi budaya tetap terjalain dengan baik.
Disbudpar Kudus mendukung kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kegiatan syawalan di Desa Hadipolo, Kesambi, dan Desa Purworejo.
Sedangkan untuk tradisi sewu kupat di Colo akan ada bantuan anggaran untuk menjalankan tradisi tersebut pada tahun berikutnya.
Mutrikah menegaskan, pemerintah Kabupaten Kudus saat ini belum bisa membantu pendanaan semua kegiatan yang ada di desa-desa wisata.
Namun, dukungan penuh bakal diberikan semaksimal mungkin dalam rangka membangun seni budaya dan kemajuan sektor wisata di Kabupaten Kudus.
"Tradisi kupatan di Colo tahun ini belum ada anggaran. Biasanya full biaya dari kami. Karena ada semangat dari masyarakat untuk menghidupkan kembali tradisi, kami akan anggarkan tahun-tahun depan," ujarnya.
Pihaknya bakal mengecek langsung terkait kesiapan pelaksanaan tradisi budaya syawalan yang berlangsung serentak esok hari.
Dalam rangka memastikan bahwa kegiatan Lebaran kupat di Kabupaten Kudus berjalan dengan meriah dan lancar.
Mutrikah menjelaskan, pelestarian tradisi budaya syawalan tidak hanya tanggungjawab pemerintah daerah saja, juga masyarakat umum, pelaku usaha, pelaku kesenian, hingga pelaku wisata.
Upaya pelestarian tradisi budaya harus dilakukan setiap tahunnya agar tidak punah, agar generasi penerus bisa terus menghargai kearifan lokal.
Dia menegaskan, pelestarian seni budaya harus diupayakan hingga menyasar kelompok kesenian dan masyarakat tententu.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berupaya memberikan fasilitasi secara bertahap agar bisa mengakomodir kebutuhan-kebutuhan saat pelaksanaan di lapangan.
"Ada satu nilai kebersamaan dan kolaborasi ketika sebuah tradisi budaya di lestarikan dengan baik. Kami berharap nantinya diangkat jadi produk wisata, sehingga produk budaya yang dijalankan bermanfaat," tuturnya.