"Sementara ibu memilih untuk memiliki pasangan hidup baru dan merantau ke luar Manggarai Timur."
"Ibu merantau ke Kalimantan saat Yerianus Mugar berusia 2 tahun,” katanya Yolivia.
Mereka sangat menderita saat ibu memilih hidup berkeluarga lagi dengan pasangannya.
Awalnya, mereka tinggal bersama ibu di rumah peninggalan sang ayah.
Baca juga: Viral 3 Pemuda Nyalakan Flare di Atas Puncak Gunung Andong Hingga Ganggu Pendaki Lain, Kini Dicari
Baca juga: Viral Kisah Sopir Angkot Cari Nafkah Pakai Selang Oksigen, Sehari Habiskan Segini Buat Beli Oksigen
Namun seiring waktu berjalan, kira-kira anak bungsu baru berusia dua tahun, ibu memilih hidup berkeluarga lagi dan mereka berangkat ke Kalimantan.
“Setelah itu, kami tinggal bersama kakak kandung dari ayah bernama Yohanes Nugat di Kampung Randang hingga saat ini."
"Kami berangkat ke sekolah berjalan kaki dari rumah Bapak Yohanes Nugat."
"Saat ini Bapak Yohanes yang menghidupkan kami berdua di tengah keterbatasan ekonomi keluarga,” ungkapnya.
Kala mengisahkan hidupnya, gadis berusia 15 tahun ini ingin menangis.
Apalagi saat membayangkan wajah sang ayah yang begitu sayang kepada mereka.
Namun nasib berkata lain.
Kini keduanya harus hidup tanpa ayah dan ibu.
Kini di balik harapan tersebut, terselip kekhawatiran soal keadaan ekonomi Yohanes Nugat yang memiliki empat anak.
"Jadi kami tinggal 8 orang di rumah dengan kondisi ekonomi sangat terbatas."
"Apalagi harga beras saat ini hampir Rp 800.000 untuk 50 kilogram," bebernya. (*)