Dikatannya, pelaku UMKM baru di sektor digital tak bisa mencari modal ke perbankan.
Hal itu dikarenakan usaha mereka tak nampak saat dilakukan survei oleh perbankan.
"Misalnya pembuatan logo digital ataupun produk digital lainnya," paparnya.
Bahkan Johan berujar ada beberapa pelaku UMKM antipati terhadap pemerintah.
Kondisi tersebut lantaran pelaku UMKM merasa tak pernah dibantu oleh pemerintah.
"Ada sih yang dirangkul tapi seperti seremonial saja. Kami hanya butuh tindakan nyata, kalau mau membantu ya berikan kami kemudahan akses permodalan hingga jejaring," kata Johan yang sudah belasan tahun terjun di dunia digital untuk memasarkan produk digitalnya.
Terpisah, Sudaryono Ketua DPD Partai Gerindra Jateng yang digadang-gadang masuk dalam bursa Pilgub Jateng juga menanggapi keluhan para pelaku UMKM.
Bahkan ia memberi penegasan, Bahwasanya peran UMKM tak bisa diremehkan.
Karena UMKM menjadi penyelamat bangsa semasa krisis, UMKM juga berkontribusi luar biasa sebesar 60 persen PDB Indonesia.
Namun UMKM di Jateng masih menghadapi permasalahan permodalan, pemasaran dan infrastruktur pendukung.
"Untuk itu, saya akan mengembangkan sentra UMKM unggulan yang terhubung dengan pasar ekspor, fasilitasi akses permodalan dan inkubator bisnis UMKM berplatform digital. Tujuannya untuk membangun UMKM berdaya bersaing global," imbuhnya. (*)