TRIBUNJATENG.COM, BLORA - RSUD dr R Soetijono Kabupaten Blora siap menerapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) untuk melayani pasien rawat inap di Blora.
Menurut Kasi Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD dr. R. Soetijono, Kabupaten Blora, dr. Farida Laela, RSUD dr R Soetijono akan menambah puluhan tempat tidur untuk mendukung penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).
"Jadi kemarin itu kita sudah lakukan perhitungan ulang untuk disesuaikan terkait penerapan KRIS itu, jadi ada 155 tempat tidur,"
"Tetapi masyarakat juga nggak perlu khawatir, dengan adanya pembangunan insyaallah di akhir tahun ini selesai, kita akan tambah 72 tempat tidur," katanya, kepada Tribunjateng, Selasa (21/5/2024).
Menurut dr. Farida penerapan KRIS sejatinya untuk membuat pasien lebih nyaman.
Berdasarkan Perpres Nomor 59 Tahun 2024, KRIS merupakan standar minimum pelayanan rawat inap yang harus diterima oleh peserta program Jaminan Kesehatan Nasional.
Penerapan KRIS akan menitikberatkan pada penyesuaian tempat tidur pasien yang lebih nyaman.
"KRIS ini lebih kepada kenyamanan pasien ya. Misalnya kalau dulu kelas III ada pasien berjumlah 6, sesuai dengan KRIS itu maksimal kamar hanya akan diisi oleh 4 orang," terangnya.
Lalu, kata dr. Farida, kamar akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan pasien dan keluarga pasien yang menunggu.
"Nanti kita akan lengkapi seperti AC, kemudian jarak minimal antara satu pasien dengan pasien lainnya, yaitu minimal 1,5 meter,"
"Kita kasih pembatas dengan pencahayaan yang cukup, dan satu lagi, kita juga lengkapi dengan kamar mandi di dalam. Jadi pasien dan keluarga pasien tidak perlu bolak balik," jelasnya.
Namun, menurut dr. Farida ada salah satu kendala dalam penerapan KRIS yaitu terkait pengaturan suhu ruangan.
"Untuk kenyamanan itu pengaturan suhu antara 20-25° Celsius, tetapi kendalanya, kalau dipasang AC, tidak semua pasien itu tahan, jadi itu kondisi sekarang yang terjadi," terangnya.(Iqs)
Baca juga: Beasiswa Prasejahtera Semen Gresik kepada 25 Mahasiswa PTN di Rembang dan Blora
Baca juga: Pemkab Ingin Canangkan BBGRM dan HKG PKK, Wacanakan Pameran Unggulan 195 Desa di Jepara
Baca juga: Pembangunan Jalur Khusus BRT Trans Semarang Bakal Dibiayai Pemerintah Jerman
Baca juga: Tragis, Dugaan Penganiayaan di Desa Medini Kudus Berujung Kematian