TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Jumlah kunjungan wisatawan di puncak Gunung Telomoyo, Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang meningkat pesat selama libur panjang akhir pekan.
Puncak kepadatan pengunjung terjadi pada Kamis (23/5/2024).
Tampak kepadatan lalu lintas di jalur menuju puncak terjadi pada hari tersebut.
Selanjutnya, jumlah wisatawan masih relatif tinggi setiap harinya hingga Minggu (26/5/2024).
Dari data Kepala Desa Sepakung, Amat Nuri, sekitar 6.000 orang mengunjungi puncak Gunung Telomoyo pada Kamis.
“Selanjutnya, Jumat sampai Minggu rata-rata per harinya sekitar 3.500 orang yang datang,” kata Amat Nuri kepada Tribunjateng.com.
Baca juga: Gunung Telomoyo Kembali Buka, Pengunjung Sudah Dapat Nikmati Keindahan Sunrise Besok
Sementara itu, jumlah kunjungan normal atau pada hari biasa selain liburan tercatat pada angka 1.500 sampai 2.000 orang.
Jumlah itu meningkat pesat dibanding rata-rata kunjungan pada 2023 yang berkisar 750 hingga 1.000 orang per harinya saat hari libur.
Menurut dia, para pengunjung mencari keindahan pemandangan matahari terbit dan juga menikmati panorama lautan awan.
Selain itu, dari puncak gunung setinggi 1.894 mdpl tersebut, pengunjung bisa melihat panorama Danau Rawa Pening, serta penampakan gunung-gunung lain di sekitarnya, misalnya Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran.
“Rata-rata datangnya sejak pukul 01.00 WIB, sambil menunggu munculnya matahari terbit. Saat Kamis pagi cerah, namun Jumat dan Sabtu hujan sehingga jumlah pengunjung berkurang,” imbuh dia.
Sebagai informasi, Telomoyo merupakan satu-satunya gunung di Indonesia yang puncaknya bisa diakses menggunakan kendaraan bermotor.
Nuri menerangkan bahwa terdapat juga pusat kuliner atau pujasera beserta lahan parkir yang cukup luas yang berada di puncak gunung itu.
Pusat kuliner yang dikelola oleh badan usaha milik desa (bumdes) setempat itu terdiri dari 37 kios warung makan seperti bakso, mi ayam, mi instan, dan lain sebagainya.
Kekurangan dari berwisata di puncak Gunung Telomoyo sendiri, menurut dia, yakni soal keselamatan wisatawan dan akses jalan yang kurang lebar.
“Saat wisatawan mengendarai motor turun dari gunung ini rawan rem blong, terutama motor matic.
Sudah banyak kejadian seperti itu, maka kami berupaya memasang pagar-pagar di tepi jalan dan jurang, ban-ban sebagai dinding serta fasilitas air untuk mendinginkan rem yang panas,” ungkap dia.
Dia mengimbau para pemotor yang berwisata ke puncak Gunung Telomoyo untuk mempersiapkan dengan baik kondisi kendaraannya, serta berhenti di beberapa titik saat menuruni gunung sejauh sekitar 9,2 kilometer sampai Balai Desa Sepakung. (*)