TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jateng menjadi penyumbang singkong atau manioc terbesar ke dua di Indonesia.
Catatan Kemendag, produksi ubi kayu di Jateng pada 2022 tembus di angka 2,4 juta ton lebih.
Sementara Lampung menjadi penyumbang produktivitas manioc terbesar pertama di Indonesia dengan 5,9 juta ton lebih pada 2022.
Untuk wilayah ketiga dengan produktivitas manioc terbesar di Indonesia ada di Jatim dengan 1,4 juta ton lebih pada 2022.
Dari hal tersebut, Jateng memiliki potensi besar menjadi pengekspor manioc Uni Eropa dan Inggris.
Ditambah lagi Indonesia tengah melakukan proses perundingan dengan Inggris terkait modifikasi konsesi skedul Tariff Rate Quota (TRQ) produk manioc dalam skema WTO.
Selain Inggris, TRQ juga dilakukan bersama Uni Eropa. Kondisi tersebut membuat Indonesia bisa memasukkan produk manioc ke Inggris dan Uni Eropa dengan tarif masuk lebih rendah di angka 6 persen.
Namun pembatasan kuota tetap diberlakukan untuk produk manioc. Untuk Uni Eropa maksimal 165 ribu ton, sedang Inggris 660 ribu ton.
Menurut Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia, Kemendag, Wijayanto, ada beberapa manfaat dari perundingan TRQ produk manioc bersama Inggris dan Uni Eropa.
Yang pertama, tarif bea masuk ke dua negara tersebut lebih rendah, kemudian akses pasar juga akan lebih luas.
Selain itu, diverifikasi pasar produk manioc juga akan terbentuk dan mendongkrak pertumbuhan perekonomian.
"Dari hal tersebut, peluang ekspor singkong asal Jateng sangat terbuka lebar," kata Wijayanto usai mengisi sosialisasi hasil perundingan perdagangan internasional TRQ manioc Indonesia ke Inggris dan Uni Eropa di Gumaya Tower Kota Semarang, Jumat (14/6/2024).
Menurutnya Indonesia masih minim melakukan ekspor maioc dari kuota yang diberikan.
Pasalnya ekspor manioc Indonesia ke Inggris dan Uni Eropa atau HS 071410 baru mencapai 360 ton pada 2022.
Total tersebut dibagi menjadi dua yaitu ekspor ke Inggris mencapai 17 ton dan Uni Eropa 343 ton.