LDII

DPP LDII: Kurban Wujud Ketakwaan yang Dorong Kesalehan Sosial dan Individu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam siarannya persnya. Ia mengajak umat Islam menata niatnya dalam berkurban. Ketakwaan kepada Allah dan keikhlasan harus menjadi landasan dalam berkurban, yang mendorong kesalehan sosial dan individu.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Kurban merupakan perwujudan takwa Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT, yang kemudian Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam untuk berkurban.

Landasan kurban umat Islam sama halnya dengan Nabi Ibrahim AS, yakni ketakwaan dan keikhlasan.

Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam siarannya persnya.

Ia mengajak umat Islam menata niatnya dalam berkurban. Ketakwaan kepada Allah dan keikhlasan harus menjadi landasan dalam berkurban, yang mendorong kesalehan sosial dan individu.

“Kurban bisa dilaksanakan siapa saja, tidak hanya orang kaya. Mereka yang tidak mampu bisa melaksanakan kurban. Maka, kuncinya adalah ketakwaan kepada Allah. Dari rasa takwa tersebut, seseorang bisa menggerakkan diri untuk beribadah, termasuk berkurban,” ujar KH Chriswanto.

Ia pun merujuk beberapa praktik kurban pada masa Rasulullah, seperti satu orang dengan satu hewan kurban,

“Andaikan tidak mampu, satu hewan kurban untuk tujuh orang. Adapula satu hewan kurban untuk satu keluarga. Bahkan Rasulullah mengurbankan dua ekor kambing.

Satu kambing untuk keluarganya dan satu kambing dikurbankan untuk umat Islam yang tidak sempat berkurban,” paparnya.

Kemudahan-kemudahan itu, mendorong DPP LDII mengajak warganya untuk mempraktekkan kurban sesuai dengan kemampuannya,

“Ketakwaan menjadi pendorong warga kami, sehingga pada dalam posisi strata sosial apapun, warga LDII siap untuk berkurban. Di majelis-majelis taklim tingkat kelurahan atau PAC LDII, mereka yang tidak mampu menabung lalu patungan membeli hewan kurban,” imbuh KH Chriswanto.

Di majelis-majelis taklim tersebut diajarkan ayat dan hadits mengenai keutamaan kurban, mulai dari pahala dan manfaatnya,

“Amalan yang mengalahkan jihad dan paling dicintai Allah pada 10 Zulhijah atau Idul Adha, adalah menyembelih kurban karena takwa,” imbuh KH Chriswanto.

Hal senada disampaikan Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya mengatakan ketakwaan menjadi dasar kesalehan individu untuk melaksanakan kurban,

“Dari ketakwaan itu mendorong warga kami menabung. Mereka meskipun kekurangan tidak berharap daging untuk keperluan pribadi, namun berbagi dengan tetangga atau siapapun,” papar Dody.

Dari berbagi itulah semua orang diharapkan berbahagia pada Idul Adha, “Tidak benar, ibadah kurban hanya untuk yang kaya saja. Mereka yang tidak mampu atas dasar takwa, bisa juga berkurban. Semua ini untuk ibadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia,” tuturnya.

Halaman
12

Berita Terkini