UIN Saizu Purwokerto

Demi Layanan Prima kepada Jemaah Haji, Langkah Inovasi dan Evaluasi Dilakukan Secara Simultan

Editor: Editor Bisnis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demi Layanan Prima kepada Jemaah Haji, Langkah Inovasi dan Evaluasi Dilakukan Secara Simultan

Demi Layanan Prima kepada Jemaah Haji, Langkah Inovasi dan Evaluasi Dilakukan Secara Simultan

TRIBUNJATENG.COM - Terobosan kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam Pelaksanaan Ibadah Haji 2024 patut diacungi jempol. Kemenag banyak melakukan inovasi baru, termasuk tenda bagi jemaah. Tahun ini terdapat 30 maktab baru dengan atap yang didesain untuk menangkal cuaca panas.

Meskipun di tengah cuaca ekstrem Arab Saudi, dengan suhu mencapai 48 derajat Celsius, pergerakan jemaah haji selama puncak haji dari Mekkah ke Arafah, kemudian mabit di Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) juga berhasil dilakukan tanpa kendala berarti.

"Menurut laporan Kementerian Kesehatan, kebijakan murur yang diterapkan pemerintah pada Musim Haji 1445 Hijriah ini juga membuat jemaah lanjut usia, disabilitas, dan risiko tinggi, tak terlalu mengalami kelelahan," ungkap Rektor UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Prof. Dr. H. Ridwan, M.Ag.

Sebagai akademisi, pihaknya tentu menyambut positif berbagai terobosan yang dilakukan penyelenggara haji Indonesia. Apalagi, berdasarkan data dari Kemenag, tahun ini ada sebanyak 241.000 jamaah haji asal Indonesia berangkat menuju Makkah al Mukarramah untuk melaksanakan ibadah haji.

"Jumlah ini terdiri dari 221.000 jemaah dengan kuota ibadah haji Tahun 2024 dan ditambah sebanyak 20.000 jemaah dengan skema kuota tambahan. Masing-masing, terdiri dari 10.000 jemaah haji reguler serta 10.000 jemaah haji khusus," beber Prof. Ridwan, Kamis (20/6/2024).

Untuk kuota ini menjadi kuota terbanyak jemaah haji selama sejarah pelaksanaan dan penyelenggaraan Ibadah Haji di Indonesia. Dengan jumlah kuota tersebut, menjadikan Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang memfasilitasi, sekaligus menyelengaraakan ibadah haji bagi umat muslim terbanyak di dunia.

Data dari berbagai sumber, pada Tahun 2024, Indonesia menjadi negara terbanyak yang mendapatkan kuota haji dari pemerintahan Arab Saudi. Peringkat ini disusul oleh negara-negara dengan penduduk muslim terbanyak, diantaranya Pakistan, India, Bangladesh, Nigeria sebagai lima negara dengan kuota Haji terbesar di dunia.

"Dengan jumlah fantastis itu, tentu menjadi tantangan tak mudah bagi pemerintah, khususnya Kemenag RI. Sebagai fasilitator utama dalam penyelenggaraan ibadah haji, Kemenag tidak hanya berkewajiban menyelengaraakan ibadah haji dengan mengakomodir jumlah kuota yang besar," beber dia.

Harapannya tentu kuota haji ke depan terus bertambah dalam rangka memberangkatkan jemaah haji Indonesia. Terlebih, jumlah daftar tunggu keberangkatan haji di Indonesia yang cukup panjang antar rentang 10-39 tahun sesuai dengan kuota masing-masing daerah.

"Terlepas dari persoalan kuota haji, telah menjadi keniscayaan bahwa Kemenag sebagai representasi negara harus mampu mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang prima, optimal, maslahah, dan tentu berorientasi melayani jemaah dengan sepenuh hati," pintanya.

Kesuksesan rangkaian ibadah haji dengan berbagai terobosan yang dilakukan Kemenag, tentu butuh evaluasi menyeluruh demi perbaikan layanan haji kedepan. Ketua Pimpinan Muhammadiyah, Anwar Abbas juga menilai, secara umum penyelenggaraan ibadah haji tahun ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

Dia yang juga Naib Amirulhaj mengaku telah menemui beberapa jemaah dan mereka memberikan penilaian serupa. “Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini kata mereka jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dari sisi sarana dan prasarana dan juga dari sisi pelayanan dan keramahan dari para petugas haji,” kata Buya Anwar di laman Kemenag.

Meski demikian, Kemenag tidak boleh menutup mata jika masih ada kekurang dan kelemahan-kelemahan, termasuk temuan dari tim pengawas anggota DPR terkait layanan selama mabit di Mina. “Temuan yang mereka sampaikan perlu didalami," ujarnya.

Sebagai contoh, lanjut dia, banyak jemaah yang tidak mendapatkan tempat di Mina. Tetapi setelah dilihat, ternyata jumlah orang yang ada di dalam kemah itu masih sedikit. Bahwa ada kasur-kasur yang kosong, yang tidak ditempati.

Halaman
12

Berita Terkini