Mereka masih cemas dengan kutukan yang akan menimpa putri mereka.
Suatu hari, Putri Aurora pergi ke sebuah rumah. Rumah itu terletak tidak jauh dari istana.
Di sana, ia melihat seorang nenek sedang memintal sebuah baju. Baru kali ini ia melihat jarum pintal.
Tahukah kalian? Nenek itu sebenarnya adalah peri yang dulu mengutuk Putri Aurora.
“Bolehkah aku belajar memintal darimu, Nek? Seumur hidup, baru kali ini aku melihat jarum pemintal,” ujar Putri Aurora.
Nenek itu pun langsung menyerahkan baju dan jarum pemintal kepada Putri Aurora. Tapi, tiba-tiba…
Auww!
Jari Putri Aurora tertusuk jarum. Seketika, ia terjatuh dan tertidur.
“Hahaha! Akhirnya, kutukanku berhasil juga!” tawa peri jahat
Raja dan ratu yang mengetahui hal itu menjadi amat sedih.
Rakyat juga ikut bersedih. Olala, ternyata kutukan itu juga menimpa mereka.
Seperti Putri Aurora, mereka pun tertidur.
Seribu tahun kemudian, ada seorang pangeran yang sedang mengembara.
Kebetulan pangeran itu melewati sebuah kerajaan yang terlihat tua.
Kerajaan itu tampak dipenuhi dengan pepohonan.