“Sudut masuknya harus benar, ada gap atau lobang tidak? Levelnya sama atau tidak? Licin, macet dan sebagainya. Seorang pengemudi damkar harus hafal setiap titik kelemahan pada jalan, di mana ada crossing lintasan, ada banyak persimpangan jalan atau rawan kemacetan,” kata Sony.
Terlebih jika damkar tersebut membawa muatan cairan, menurut Sony, hal tersebut otomatis membuat bobot kendaraan lebih berat.
“Kemungkinan lepas dari jebakan lobang lebih kecil. Sehingga butuh cara-cara menginjak pedal dengan momentum yang benar,” kata Sony.
Lantas benarkah medan magnet di sekitar perlintasan bisa menyebabkan mobil mogok?
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, rel kereta memang mengandung medan magnet, tetapi itu tidak membuat mesin mobil mati.
Menurutnya, magnet yang terdapat di rel kereta tidak dapat mengganggu kinerja kendaraan, tetapi lebih kepada psikologis (panik) si pengemudi.
“Seperti pada mobil yang sudah menggunakan tombol start/stop.
Maka membutuhkan injak pedal kopling (transmisi manual) atau pedal rem buat transmisi matik, ketika akan menyalakan mesin.
Dalam kondisi panik, sangat memungkinkan pengemudi lupa dengan prosedur utama dalam menyalakan kendaraan,” kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mobil Damkar Tertabrak Kereta Api, Disebut karena Mati Mesin"
Baca juga: Truk Tangki Hantam 2 Rumah dan Pohon, Sopir Diduga Ngantuk