TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pemerintah Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus kembali menyelenggarakan kirab budaya dan buka luwur Makam Mbah Buyut Sipah/Raden Ronggo Joyo, Sabtu (3/8/2024).
Tahun ini pelaksanaan kirab berjalan lebih meriah dibandingkan dengan kirab tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 15 gunungan hasil bumi diarak mengelilingi Dukuh Krajan sejauh 2 kilometer selama kurang lebih 1,5 jam.
Setelah pelaksanaan kirab, enam gunungan hasil bumi seperti jagung, sayuran dan buah-buahan dibawa kembali ke titik pemberangkatan untuk didoakan.
Keenam gunungan itu menjadi bahan rebutan ratusan warga dalam rangka mengharap keberkahan melalui hasil bumi yang telah didoakan.
Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto mengatakan, aksi berebut gunungan hasil bumi ini menjadi salah satu ciri khas pelaksanaan kirab budaya di Desa Karangrowo.
Hanya beberapa gunungan yang disiapkan untuk diperebutkan masyarakat umum. Selebihnya gunungan hasil bumi dibawa kembali ke RT masing-masing untuk dibagikan kepada warga sekitar agar lebih merata.
Kata Heri, momentum berebut hasil gunungan merupakan yang paling ditunggu masyarakat. Setiap warga berlomba-lomba mendapatkan hasil bumi yang telah diarak dan didoakan, selanjutnya dibawa pulang untuk dimasak dan dimakan bersama keluarga.
Masyarakat percaya bahwa hasil bumi yang diikutkan dalam kirab budaya dan buka luwur Makam Mbah Buyut Sipah/Raden Ronggo Joyo setiap tahunnya menyimpan keberkahan tersendiri.
Mengingat sosok Mbah Buyut Sipah konon dipercaya sebagai perintis berdirinya Desa Karangrowo dengan cara menyulap rawa-rawa menjadi perkampungan.
Mbah Buyut Sipah juga dipercaya sebagai murid Sunan Kudus, serta menjadi pendakwah bagi keturunannya di wilayah Karangrowo dan sekitarnya.
"Kirab budaya tahun ini terselenggara sangat meriah, kami libatkan kesenian dan kebudayaan khas Karangrowo seperti seni barongan. Juga dimeriahkan 15 gunungan hasil bumi yang dibawa oleh peserta kirab budaya," terangnya.
Heri Darwanto menyebut, tradisi khoul atau buka luwur Makam Mbah Buyut Sipah/Raden Ronggo Joyo sudah dilakukan sejak dahulu. Sedangkan pelaksanaan kirabnya baru dirintis sejak 2018, melibatkan ribuan masyarakat dari Desa Karangrowo dan sekitarnya yang menjadi keturunan dari Mbah Buyut Sipah.
Kirab diadakan guna menyemarakkan peringatan khoul dan buka luwur Makam Mbah Buyut Sipah/Raden Ronggo Joyo, sekaligus mengakrabkan masyarakat supaya semakin guyub dan rukun.
Hasil bumi yang dikonsep menjadi gunungan sebagai ungkapan bentuk syukur masyarakat Desa Karangrowo kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rizki yang didapatkan selama satu tahun terakhir. Berharap dijauhkan dari berbagai bahaya dan dilancarkan rizkinya.
"Perayaan kirab budaya dan buka luwur Makam Mbah Buyut Sipah/Raden Ronggo Joyo kali ini sekaligus menyongsong perayaan HUT Republik Indonesia. Harapannya ke depan masyarakat Karangrowo semakin semangat dalam bekerja, semakin mencintai desanya, sehingga potensi di Desa Karangrowo dapat dilestarikan dan dikembangkan, termasuk tradisi budayanya," tutur dia.