Menurut Dimas, kemungkinan masalah ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman petugas baru tentang kebutuhan disabilitas.
Ia berharap ada pembangunan fasilitas yang lebih ramah disabilitas, terutama di Kantor Imigrasi Pamekasan.
"Karena di kota lain untuk menjadi kota inklusif harus ada pengawalan khusus terutama terhadap disabilitas," sarannya.
Dimas mengaku beberapa kali merasakan pelayanan yang kurang memuaskan terhadap disabilitas saat masuk ke beberapa instansi di Pamekasan.
Akibat kejadian ini, dia tidak ingin citra baik Imigrasi Pamekasan menjadi buruk.
Dia meminta Imigrasi Pamekasan agar memperbaiki pelayanan khusus disabilitas.
"Harapan saya ayolah kota Pamekasan ini buat menjadi kota inklusif, seperti kota lain."
"Kalau memang di situ sudah ditetapkan bahwa pemohon berpakaian tidak rapi dan bercelana pendek tidak boleh masuk kita tidak masalah, kita akan ikuti prosedur yang ada karena kita juga warga Indonesia dan patuh terhadap aturan," tegasnya.