"Dulu itu saya hanya sering pusing, terus rasanya kan nggak enak. Mungkin karena tensi saya 120 ya, jadi pusing, padahal usia masih 18 tahun. Waktu itu ada donor darah di sekolah, terus saya ikut, itu pertama kali,"
"Loh ternyata selesai donor itu rasa badannya ringan dan enak," terangnya.
Setelah merasakan manfaat donor, Nur Qomariyah rutin melakukan donor. Sejak itu Nur Qomariyah tidak merasakan pusing lagi.
Nur Qomariyah rutin melakukan donor setiap 2,5 bulan atau 3 bulan sekali. Terkait jadwal donor, menurutnya tidak ada kendala.
Hanya saja, setelah menikah, kemudian hamil, dan melahirkan, Nur Qomariyah sempat vakum tidak donor.
"Setelah melahirkan, sampai anak umur 3 tahun itu, baru bisa donor lagi," ujarnya.
Beberapa manfaat yang dirasakan oleh Nur Qomariyah setelah rutin donor, di antaranya badan menjadi ringan, badan menjadi segar, dan ada perasaan senang lantaran bisa bermanfaat untuk orang lain.
Sejak itulah, Nur Qomariyah memotivasi anak-anaknya untuk ikut donor.
"Saya ya mengajak anak-anak agar ikut donor, supaya ada manfaat, supaya yang dikasih Allah itu bisa bermanfaat untuk orang lain,"
"Anak-anak sampai sekarang juga ikut donor," terangnya.
Kendati demikian, Nur Qomariyah menceritakan sempat menemui kendala di saat ada peraturan donor darah dari PMI. Yaitu ketika ada syarat minimal kadar Hb normal untuk pendonor.
"Waktu kendalanya itu di saat ada perubahan aturan ya, jadi dulu itulah kan tidak ada tes Hb ya, kalau dulu saya paling kadar Hb nya 10,5 ya, normal karena perempuan, kan menstruasi. Tetapi setelah ada aturan kadar Hb harus di atas 12, ya itu yang jadi satu kendala," terangnya.
Untuk meningkatkan agar kadar Hb bisa memenuhi syarat, Nur Qomariyah memiliki tips tersendiri.
Nur Qomariyah rutin meminum sari kurma dan madu, sehari sekali. Dengan mengonsumsi itu, kadar Hb menjadi naik, sehingga memenuhi syarat untuk donor.
"Ternyata dengan minum tambahan sari kurma dan madu itu, Hb saya Alhamdulillah di atas 13,"