Satu hari di RS Yos Sudarso, Wendra dirujuk ke RSUP M Djamil Padang untuk perawatan intensif.
"Saat itu kami benar-benar tak ada biaya. Maklum, kami hanya pedagang kecil-kecilan di Tepi Laut Padang," ucap Noviandri.
Tapi beruntung, ada yang menguruskan BPJS sehingga biaya pengobatan yang dikeluarkan bisa diatasi.
Namun, saat di RSUP M Djamil Padang, pihak keluarga tidak mendapatkan jawaban yang pasti terkait penyakit anaknya.
Akhirnya setelah satu bulan, Wendra dibawa ke rumah.
Hampir satu tahun, kondisi Wendra hanya berada di tempat tidur tidak bisa apa-apa.
Menurut Noviandri, secercah harapan muncul ketika ada seseorang yang menunjukkan tempat tabib untuk berobat.
"Saat itu ada yang mengatakan ke saya untuk berobat ke Solok Selatan. Karena ingin mencoba, akhirnya kami datangi," jelas Noviandri.
Saat diobati, Wendra diurut oleh tabib itu di sekujur badannya. Hasilnya, esok hari Wendra bisa turun dari tempat tidur dan jalan merangkak.
"Kami sangat gembira waktu itu. Wendra bisa merangkak," ujar Noviandri.
Noviandri bersama istrinya Mirawati pun bertekad kembali mendatangi tabib itu.
"Tapi ketika kami datangi lagi, ternyata bapaknya sudah meninggal dunia. Kami sangat sedih sekali," jelas Noviandri.
Hingga sekarang, Wendra hanya bisa berjalan dengan kedua tangan dan kaki serta kepala ditegakkan.
Bahkan, Wendra tidak bisa berbicara dan selalu membuka pakaiannya jika dipasangkan.
"Inilah kondisinya sekarang. Telanjang dan berjalan dengan kedua tangan dan kakinya," kata Noviandri.