TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Rilis BMKG yang menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Bahkan dari data yang diterima dari BMKG, setidaknya ada dua titik pusat gempa berkekuatan sekira M 8,7 hingga M 8,9 ini.
BMKG menyebut yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Apakah dampaknya akan sampai di Jawa Tengah maupun Yogyakarta?
Baca juga: Apa Itu Gempa Megathrust? Simak Penjelasan BMKG, Sebut Tinggal Tunggu Waktu Terjadi di Indonesia
Baca juga: BMKG Peringatkan Gempa Megathrust M 8,7 & 8,9 di Indonesia Pasca Gempa Jepang: Tinggal Tunggu Waktu
Pernyataan BMKG yang menyebut gempa megathrust di Indonesia ini tinggal menunggu waktu, telah menimbulkan sedikit kekhawatiran masyarakat.
BPBD DIY sebelumnya sudah melakukan antisipasi dengan berbagai hal.
Kalakhar BPBD DIY, Noviar Rahmad menyebut jika bangunan di DIY sampai sekarang belum ada yang bisa dikategorikan sebagai rumah tahan gempa.
Terlebih berdasarkan prediksi gempa megathrust oleh BMKG, bisa mencapai Magnitude 8,9.
Hal itu pun ditengarai membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk membangun bangunan tahan gempa sampai M 8,9.
"Kalau tahan gempa, tidak ada bangunan di DIY yang bisa dikategorikan sebagai tahan gempa, kecuali ada bangunan bantuan PMI Jerman pada 2006," ujar Noviar Rahmad seperti dilansir dari TribunSolo.com, Selasa (13/8/2024).
Dia mengungkapkan, satu-satunya bangunan yang memiliki klasifikasi tanah gempa hanya satu bantuan dari PMI Jerman itu.
"Satu satunya bangunan yang bisa dikategorikan tahan gempa karena biaya pembangunan tahan gempa misal sampai 9 SR itu juga cukup mahal."
"Menurut kajian kami, belum ada bangunan di DIY yang dikategorikan tahan gempa," ujar dia.
Noviar Rahmad melanjutkan, saat ini yang diperlukan untuk menghadapi gempa besar yakni dari sisi kesiapan sumber daya manusia (SDM).
"Yang bisa dilakukan ialah penguatan masyarakat, aparatur, hingga stakeholder ketika terjadi gempa," kata dia.
Baca juga: Alasan BMKG Soal Peringatan Warga Purworejo Jateng Waspadai Gempa Besar dan Tsunami: Megathrust 8,7!
Baca juga: 4 Kabupaten di Jateng Terancam Gempa Besar Megathrust dan Tsunami 18 Meter: Golden Time 30 Menit
Beberapa langkah dilakukan oleh BPBD DIY untuk penguatan masyarakat yakni dengan membentuk kalurahan tangguh bencana (KTB).
"Mereka disiapkan ketika terjadi bencana, maka semua satgas melalui forum FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) di tingkat kalurahan sudah langsung bisa bergerak," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, BPBD di daerah juga sudah melakukan simulasi gempa tiap tahunnya, setiap 26 April.
Simulasi gempa dilakukan oleh semua pihak seperti masyarakat, instansi pemerintah, hingga swasta.
"Simulasi itu dilakukan juga pada saat menetapkan kalurahan tangguh bencana."
"Itu juga sudah dilakukan dan mudah-mudahan mereka tidak lupa dengan pelajaran yang sudah dilakukan," kata dia.
Noviar Rahmad mengatakan, walaupun prediksi gempa megathrust berada di Selat Sunda, tetapi efeknya dapat dirasakan sampai seluruh Pulau Jawa mengingat besarnya potensi magnitude gempa, termasuk Solo Raya ataupun Jawa Tengah.
"Namanya gempa atau megathrust itu bencana yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, sehingga yang bisa kami lakukan adalah melakukan kesiapsiagaan masyarakat supaya meminimalisir terjadinya korban," beber dia.
Noviar Rahmad menyebut, masyarakat yang berada di pesisir menjadi fokus utama.
Oleh sebab itu, BPBD DIY telah berupaya untuk memasang tanda evakuasi, sehingga ketika ada gempa atau tsunami dapat digunakan sebagai petunjuk masyarakat.
Baca juga: Cilacap Diancam Tsunami Lebih dari 10 Meter Akibat Megathrust, Ini Kata BMKG Banjarnegara
Baca juga: WASPADA, Gempa Besar M 8,7 Megathrust dan Tsunami Ancam Purworejo Provinsi Jateng
"Nah, selama ini yang sudah kami lakukan terutama di masyarakat pesisir adalah melakukan kesiapsiagaan dengan cara melatih ketika ada bencana dan pemasangan tanda-tanda evakuasi ketika ada gempa atau tsunami ketika ada megathurs," urai Noviar.
Dia menuturkan, ketika gempa megathrust terjadi, dapat dibarengi dengan siklon tropis, lantaran ketika gempa besar berpotensi gelombang tinggi.
BPBD DIY saat ini sedang menyusun rencana kontijensi siklon tropis.
"Berikutnya kaitannya dengan siklon tropis, ketika ada megathrust berpotensi terjadi gelombang tinggi, tsunami bahkan angin kencang."
"Maka kami sedang menyusun rencana kontijensi siklon tropis," pungkasnya.
Sebelumnya, BMKG menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono ketika menyinggung kekhawatiran ilmuwan Indonesia soal seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Untuk diketahui, seismic gap adalah wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun.
BMKG memperkirakan, Megathrust Selat Sunda bisa memicu gempa dahsyat dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.
“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul BMKG Prediksi Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu, Apakah Solo Raya Jateng Terdampak?
Baca juga: MIRIS, 2 Hari, 2 Pria Semarang Nekat Akhiri Hidup
Baca juga: KPK Soroti Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Pemkab Blora
Baca juga: 45 Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Akan Dilantik, Dua di Antaranya Anak Bakul Pindang
Baca juga: Petugas SPBU Yang Lakukan Pungli Rp 5.000 Setiap Kali Pelanggan Isi Bensin, Langsung Dipecat!