Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hukum dan Kriminal

MIRIS, 2 Hari, 2 Pria Semarang Nekat Akhiri Hidup

Dua pria di Kota Semarang memilih mengakhiri hidup dengan gantung diri. Dua korban ini masing-masing SW (69) dan FBA (25).

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Muhammad Olies
Ist
ilustrasi bunuh diri 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dua pria di Kota Semarang memilih mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Dua korban ini masing-masing SW (69) dan FBA (25).

SW ditemukan gantung diri di tower saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet)  di Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Jumat (9/8/2024) pagi.

Selang dua hari kemudian, FBA ditemukan dalam kondisi yang sama di sebuah rumah di Sadeng, Gunungpati, Minggu (11/8/2024) pagi.

Menurut Psikolog Semarang, Probowatie Tjondronegoro,  tingginya kasus bunuh diri tak lain disebabkan adanya komunikasi tersumbat dari para korban.

Terutama di lingkungan remaja, selain karena komunikasi tersumbat setidaknya disebabkan oleh beberapa hal lainnya seperti tantangan dan godaan lingkungan semakin kompleks, dan kesehatan mental yang terganggu.

"Kuncinya adalah komunikasi, mereka semua butuh perhatian, mereka tak ada teman untuk curhat," papar Probo saat dihubungi, Selasa (13/10/2023). 

Baca juga: KONDISI Terkini Remaja yang Jatuh Dari Lantai 3 Solo Paragon Mall, Ternyata Idap Bipolar

Baca juga: Seorang Kapolsek Ditemukan Meninggal di Rumah, Diduga Bunuh Diri

Sementara, data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri) mencatat, sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024 terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia.

Dari rentang waktu tersebut, kasus bunuh diri paling banyak berada di Jawa Tengah dengan sebanyak 97 kasus.

Probo tak sepakat para korban yang melakukan bunuh diri dipicu masalah gangguan jiwa.

Para korban lebih tepat mengalami maladaptif atau tak bisa mengelola lingkungannya.

"Dia alone (sendiri), tidak ada orang yang bisa diajak ngomong," terangnya.

Untuk mencegah tindakan bunuh diri, ia meminta masyarakat  memiliki asah peka terhadap orang-orang terdekat.

Hal itu harus dilakukan dari lingkungan terkecil yakni keluarga.

Terutama mengenali gejala stres dari perubahan sikap korban seperti cepat marah dan di sikap di luar kewajaran lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved