Iskandar bilang, pemilik rumah kemudian lari meninggalkan lokasi kejadian dan belum juga kembali hingga pukul 11.25 WIB, Selasa (13/8/2024).
Hal serupa juga disebut oleh Andri (47), salah seorang warga RT 04/06.
Ia saat itu sedang mengurus perayaan 17 Agustus ketika melihat asap di kampung tersebut.
"Itu jam 02.00 WIB, saya lihat ada asap.
Pas saya lihat asap, ada bunyi sibuk dari dalam rumah.
Mereka nyiram sendiri di dalam rumah, enggak minta pertolongan," ujar Andri ketika ditemui di Kampung Bali Matraman, Selasa (13/8/2024).
Setelahnya, ia berusaha menolong rumah tersebut menggunakan APAR yang ada di rumah RT.
Tidak lama setelah itu, api mulai merambat ke belakang gedung rumah tersebut.
Sebagian besar rumah di RW 06 dan 12 akhirnya ludes terbakar.
Warga lain bernama Nenih (50) juga menyebut hal serupa.
Dia pertama kali menyaksikan asap membubung dari sebuah rumah hingga api membesar di atas gedung rumah.
Tetapi pemilik rumah justru menutup pintu.
"Cuma dari salah satu rumah, enggak tahu kebakar apa cuma disiram pakai air aja, tahu-tahunya kena naik ke atas, terus merembet ke yang lain, kena listrik, dekat tiang listrik.
Pas api sudah gede, pintu rumahnya malah ditutup.
Dia panik, takut disalahin orang," kata Nenih saat ditemui di Depan Stasiun KAI Bandara Manggarai.