Zainal masih mengingat, langkahnya menjajaki dunia militer di era 1970 an. Setelah lulus dari Akmil pada 1975 terjadi gejolak di Timor Leste.
Saat itu ia bertugas di Kodam Diponegoro kemudian ke Denpasar Bali dan diberangkatkan ke Timor Leste pada 1976.
Di Timor Leste Zainal acapkali menjalankan operasi militer bahkan sempat manjdi bagian dalam operasi militer bersama Prabowo Subianto untuk mempertahankan keutuhan bangsa.
"Di sana saya bertugas sebagai komandan pleton. Setelah pulang ke Jawa, saya diberangkatkan lagi ke Timor Leste pada 1984 sebagai perwira operasi batalion Kodam Diponegoro," terangnya.
Pada 1994-1995, Zainal juga diminta kembali bertugas di Timor Leste menjadi Komandan Kodim.
Dikisahkannya, pada 1999 saat jajak pendapat untuk Timor Leste ia mendapat tugas baru asisten teritorial kolakops.
Namun, dalam jajak pendapat tersebut Indonesia kalah dan pasukan yang bertugas dipulangkan ke Indonesia.
"Banyak sekali pengorbanan para pejuang saat bertugas di Timor Leste untuk mempertahankan keutuhan NKRI," jelasnya.
Zainal sendiri telah mengabdi kepada NKRI selama 31 tahun lebih, ia pensiun pada 2006 dengan pangkat Kolonel.
Diusia senjanya Zainal didapuk menjadi Ketua Legiun Veteran Provinsi Jateng yang membawahi 32 legiun se Jateng.
Sebelum meninggalkan Lapangan Pancasila, Zainal memberikan pesan ke generasi muda.
"Anak muda harus mewarisi nilai juang 1945 yaitu kebersamaan dan kesetiakawanan hingga semangat kepahlawanan untuk menuntut ilmu dan memajukan bangsa, selain itu nasionalisme harus dijunjung tinggi jangan terpengaruh budaya luar dan cinta budaya sendiri," tambahnya.(*)