"Misal fisik angkat-angkat, lalu verbal dikatain, bully cyber."
"Data disabotase, itu juga masuk bully."
"Dan non verbal misal dikucilkan tidak diberi jatah karena introvert atau beda asal, itu harusnya ada kesempatan belajar bersama tapi dikucilkan," ungkap dia.
Namun, selama dia menjadi Direktur di RSUP dr Kariadi Semarang, dia memberi orientasi pada mahasiswa baru PPDS terkait pentingnya pengabdian sebagai dokter.
"Bagian saya selalu memotivasi pengalaman adalah pengabdian."
"Hiduplah jadi dokter, bukan menjadi dokter supaya hidup."
"Kalau orientasinya jadi kaya, ujungnya proses PPDS hanya akan cari hasil," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akui Ada Perundungan, Polisi Mulai Periksa Dokter Senior pada Kasus PPDS Undip"
Baca juga: Mbak Ita Perkuat Pendidikan Karakter Siswa Cegah Adanya Kreak di Semarang
Baca juga: Dinas PMD Blora Menyoal Ruang Kades Sendangharjo Disegel: Bentuk Kekecewaan Warga
Baca juga: Dadang Somantri Kembali Imbau ASN Kota Tegal Ikuti Aturan dan Jaga Netralitas di Pilkada 2024
Baca juga: Camat Ngargoyoso Terseret Kasus Dugaan Korupsi Pengelolaan BUMDes Berjo, Kini Berstatus Tersangka