TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, selepas gangster dibubarkan harus ada peran keluarga, lingkungan dan sekolah, untuk melakukan pembinaan dan pencegahan.
Irwan tak ingin peristiwa yang akhir-akhir ini berkembang di kota Semarang berupa fenonema gangster dengan berbagai nama itu muncul kembali.
"Kemunculan gangster memaksa penegak hukum untuk melakukan penindakan karena mengarah ke tindakan kriminal membawa sajam tawuran hingga memakan korban luka, hingga meninggal dunia," jelasnya.
Irwan menjelaskan, ada nama-nama gangster lainnya yang sudah dikantongi pihaknya tetapi masih melakukan pendekatan untuk dilakukan pembubaran. "Bagi kelompok yang belum membubarkan diri didekati lewat orangtua, dan lingkungannya untuk segera berhenti dari aktivitas tersebut," ujarnya.
Merujuk pada data di Polrestabes Semarang, dalam setahun ini telah menangani 101 kasus berkaitan dengan gangster.
Rinciannya, sebanyak 44 kasus dibawa ke ranah hukum dengan sebanyak 77 orang ditahan.
Adapun sebanyak 57 kasus dilakukan pembinaan dengan sebanyak 173 orang dikembalikan ke orangtua dan sekolah.
Korban meninggal dunia akibat pertarungan antar gangster sejumlah 4 orang meliputi di lokasi Puri Anjasmoro (Semarang Barat, Tugu (Kecamatan tugu), Layur (kecamatan Semarang Utara) dan Kelud (Kecamatan Gajahmungkur).
"Untuk mencegah tindakan kriminal oleh kelompok gangster, kami sudah melakukan patroli bersama tiga pilar, ormas dan kelurahan. Termasuk melibatkan dan meningkatkan lagi polisi RW," beber Irwan.
Polrestabes Semarang mencatat ada beberapa daerah yang rawan terjadi tawuran antar gangster meliputi Kecamatan Semarang utara di Bandarharjo dan Panggung Kidul.
Wilayah Kecamatan Semarang Selatan meliputi Barussari dan Jalan MT Haryono.
Semarang Timur mencakup Mlatiharjo, Banjir kanal timur dan Jalan dr Cipto. Semarang Barat terdiri dari Karangayu dan Kalibanteng.
Daerah lainnya yakni di Banjardowo Genuk, Plamongansari Pedurungan , Jalan Mgr Sugiyopranoto Semarang Tengah."Pastinya daerah rawan menjadi fokus pendekatan upaya pembinaan," imbuh Irwan.
Tokoh Masyarakat Kota Semarang AM Jumai memaparkan, penindakan gangster yang sudah mengarah ke kriminal di Kota Semarang bukan lagi tugas polisi melainkan perlu kekuatan tokoh agama, tokoh masyarakat dengan pendekatan pendidikan, keagamaan, dan kewirausahaan.
"Kita perlu memberi kesibukan kepada para anak muda dalam rangka untuk menurunkan angka kenakalan dan pengangguran," tandasnya. (Iwn)