Pemanggilan 108 Calon Menteri oleh Prabowo, Isyarat Kabinet Profesional?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemanggilan 108 calon menteri oleh Prabowo Subianto dianggap sebagai langkah menuju kabinet profesional atau zaken kabinet.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Pemanggilan 108 calon menteri, wakil menteri, dan kepala lembaga oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dipandang sebagai langkah awal yang mengisyaratkan pembentukan kabinet profesional di masa mendatang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra, menilai pemilihan tokoh-tokoh ini memberikan peluang besar terbentuknya zaken kabinet, di mana profesionalisme dan integritas menjadi prioritas utama.

Menurut Dedi, dengan adanya visi Indonesia Emas 2045, kabinet Prabowo sebaiknya berfokus pada kompetensi serta integritas dari setiap tokoh yang dipilih.

Baca juga: Pertemuan Prabowo dan Megawati Tunggu Waktu, Apakah Terjadi di Ulang Tahun?

Ia juga menegaskan bahwa kabinet yang profesional tidak harus memisahkan tokoh dari kalangan politikus atau non-politikus.

Profesionalisme, kata Dedi, tetap bisa diukur dari kapasitas dan integritas, meskipun kandidat memiliki relasi politik.

"Yang penting adalah profesionalisme para tokoh, baik dari kapasitas maupun integritas mereka yang tercermin dari hubungan politik," ujar Dedi saat dihubungi pada Rabu (16/10/2024).

Baca juga: Banyak Kejutan, Ini Daftar Artis hingga Atlet yang Dipanggil Prabowo, Raffi Ahmad hingga Gus Miftah

Dedi kemudian mencontohkan kabinet di pemerintahan Singapura.

Menurutnya, meskipun banyak menteri di sana berasal dari partai politik, keputusan mereka sebagai pejabat negara tidak menunjukkan afiliasi politik saat bertugas.

"Setelah mereka menjadi menteri, sikap dan keputusan mereka seolah-olah tak mengenal parpol," tambahnya.

Dedi berharap kabinet Prabowo bisa meniru model seperti itu agar lebih profesional dan unggul dalam menghadapi persaingan global.

Sementara itu, ia juga menganggap pemanggilan calon anggota kabinet oleh Prabowo sebagai langkah positif, namun tantangan terbesar adalah bagaimana Prabowo dapat menyeimbangkan pengaruh dari partai pendukung tanpa mengorbankan prinsip zaken kabinet.

"Apakah Prabowo mampu menjaga keseimbangan antara tekanan politik dan menjaga integritas kabinet profesional? Waktu yang akan menjawab," ungkap Dedi.

Meski demikian, masyarakat menunggu keputusan final terkait formasi kabinet ini, karena akan berdampak besar pada arah kebijakan pemerintahan ke depan.

Di sisi lain, Dedi juga menilai bahwa zaken kabinet dapat menjadi solusi dalam menghindari intervensi politik dalam pengambilan kebijakan.

Para menteri diharapkan bekerja demi kepentingan nasional, tanpa terpengaruh oleh afiliasi politik atau partai.

Jika Prabowo mampu menerapkan prinsip ini, lanjut Dedi, Indonesia dapat menyaksikan perubahan signifikan dalam dinamika politik pemerintahan.

Berita Terkini