TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN -- Sejumlah persoalan di Danau Rawa Pening,Kabupaten Semarangmeliputi sedimentasi, kualitas air, serta populasi ikan yang kian merosot masih menjadi perhatian berbagai pihak.
Dari hasil pengujian di 14 titik oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I, didapati air di danau tersebut berstatus tercemar sedang.
Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Wilayah Sungai Jratun Seluna PJT I, Didit Priambodo mengatakan, terdapat sejumlah kandungan senyawa meliputi Biological Oxygen Demand (BOD), Nitrogen dan Phospat yang berdampak besar pada kualitas air di sana.
Parameter kandungan-kandungan tersebut dinilai sudah melebihi batasan baku mutu yang ditetapkan.
“Sehingga mengindikasikan bahwa Danau Rawa Pening ini over nutrient karena aktivitas pertanian dan budidaya perikanan. Penyebabnya di antaranya pupuk, pakan ikan yang terlalu banyak bisa mencemari,” kata Didit seusai penebaran benih ikan di Danau Rawa Pening, Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Rabu (30/10).
Sejumlah faktor itu dianggap berdampak pada pertumbuhan populasi eceng gondok yang melebihi kapasitas, sehingga menambah parah kondisi danau tersebut. Selain itu, populasi ikan di sana juga kian merosot hingga menyulitkan para petani sekitar.
PJT I juga sempat menebar sekitar 50 ribu ekor benih ikan nila ke dalam danau untuk memulihkan ekosistem perikanan di Rawa Pening. Penebaran puluhan ribu benih ikan tersebut merupakan kali kelima yang dilakukan PJT I setiap tahunnya.
Didit berharap, masyarakat sekitar bisa mengurangi ketergantungan terhadap budidaya perikanan untuk beralih ke perikanan tangkap.
“Sehingga kualitas air danau ini bisa berangsur membaik dan eceng gondok ini juga bisa berkurang,” imbuh dia.
Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Lalu Ardian Bagus Nugroho menerangkan, sinergi antar pihak diperlukan untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Menurut dia, kegiatan pemeliharaan berupa pengerukan sedimentasi bisa turut mendukung volume air di Rawa Pening.
Upayanya yaitu dengan operasi pembersihan eceng gondok menggunakan 14 alat harvester yang dibantu enam alat berat ekskavator. Eceng gondok tersebut dilokalisasi dan akan dibuang atau diolah menjadi kerajinan tangan.
"Kalau di sekitar danau terdapat gundukan eceng gondok, itu hanya disposal sementara. Kita sudah kerja sama dengan PTPN 1 Regional 3 untuk membuang eceng gondok ke sana," pungkas dia. (rez)
Baca juga: Pikap Nyemplung Sungai Setelah Adu Moncong dengan Xpander, Sopir Kritis
Baca juga: Harga Resmi dari Pertamina, HET Elpiji 3 Kg Melon dan Bright Gas Kamis 31 Oktober 2024
Baca juga: Menanamkan Nilai-nilai Kedewasaan dan Tanggung Jawab
Baca juga: Pegawai Pegadaian Banjarmasin Jadi Tersangka Penggelapan Dana Rp1,9 Miliar