"Tasya pun kalau pun harus dibawa, harus menunggu kesehatannya baik. Jadi, kami kan keluarga ada rencana juga, setidaknya kita akan mengembalikan kepercayaan diri anak kami Natasya ini," kata dia.
"Jadi, kami pun mengupayakan semaksimal mungkin. Melalui kami kakak beradik keuangan ini untuk membiayai pengobatan anak kami ini," ucap Tarida.
Sebelumnya, Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Anu Hermawan, menjelaskan bahwa saat pertama kali masuk ke rumah sakit pada malam Natal, Natasya mengalami luka bakar sebesar 18 persen.
Setelah dilakukan pemeriksaan ulang pada 2 Januari 2025, luka bakar tersebut berkurang menjadi 10 persen.
Namun, luka yang tersisa tergolong cukup berat dengan grade 3 dan cukup dalam.
"Rencana akan dilakukan operasi pemulihan luka yang dalam dan tindakan lebih lanjut," ungkapnya, Jumat (3/1/2025).
Sebelumnya, mahasiswi bernama Natasya disiram air keras oleh seseorang di kosnya saat hendak berangkat ibadah Natal.
Polisi menangkap dua orang pelaku, yakni bekas pacar Natasya yaitu Belly Villsen, dan laki-laki berinisial S alias Satim.
Belly tak terima diputus oleh Natasya, lalu mengunggah lowongan pekerjaan di media sosial Facebook.
Unggahan itu lalu direspons oleh Satim.
Keduanya lalu berkomunikasi melalui pesan singkat WhatsApp.
Untuk menutupi identitasnya, Belly mengaku sebagai perempuan bernama Senlung kepada Satim.
Belly atau Senlung mengarang cerita bahwa suaminya selingkuh dengan wanita lain kepada Satim dan wanita tersebut adalah korban yakni Natasya.
Satim lalu meminta bayaran kepada Belly sebesar Rp 7 juta.
Namun, uang itu baru dilunasi setelah aksinya dilakukan.