Readers Note

Readers Note : Ni Putu Abigail Firsta, Mengenal Emosi Melalui Seni

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IlustrasiGangguan Emosional pada Remaja

Oleh Ni Putu Abigail Firsta
Magister Psikologi Unika Soegijapranata

EMOSI merupakan perasaan yang muncul sebagai respons terhadap berbagai situasi yang kita alami. Kata ‘emosi’ sering digunakan untuk menggambarkan emosi negatif seperti marah atau kesal dalam percakapan sehari-hari.

Padahal, terdapat 6 emosi dasar yang terbagi lagi menjadi total 27 emosi berbeda yang dapat dirasakan (Cowen & Keltner, 2017). Emosi dasar pada manusia yaitu senang, sedih, takut, marah, jijik, dan terkejut.

Emosi sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir dan perkembangannya sesuai dengan lingkungan. Emosi bersifat universal, tetapi setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam merasakan dan mengekspresikannya menurut nilai-nilai yang dibentuk oleh lingkungan sosialnya (Durlak, 2020).

Budaya yang berbeda menghasilkan cara yang berbeda pula pada mengekspresikan emosi.

Budaya di Indonesia yang mengedepankan sopan santun cenderung memberikan batasan bagi penyampaian emosi (Al Baqi, 2015). Batasan dalam mengekspresikan emosi dapat berdampak pada kebiasaan memendam ataupun mengabaikan emosi yang sedang dirasakan.

Kesulitan dalam mengekspresikan emosi bisa diatasi melalui seni. Meskipun memiliki jenis dan bentuk yang beragam, seni juga merupakan sebuah bahasa bersifat universal yang bermanfaat untuk menyampaikan emosi. Indonesia dengan ragam budayanya juga memiliki banyak jenis kesenian seperti seni musik, tarian, sastra, hingga seni rupa.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat ada 11.622 warisan budaya takbenda (WBTb) di Indonesia yang tercatat sampai November 2022. Banyaknya jenis kesenian yang ada di Indonesia dapat menjadi sarana yang baik untuk mengekspresikan emosi.

Dampak Abaikan Emosi 

Pengabaian emosi dapat menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan sejak kecil, ketika lingkungan tidak membebaskan seseorang untuk mengekspresikan emosi sehingga hanya dipendam dan dilupakan.

Terbiasa mengabaikan emosi dapat membuat kita merasa tidak nyaman saat menghadapi emosi yang kurang menyenangkan seperti saat marah, sedih, atau takut.

Kita juga cenderung takut untuk menampilkan emosi-emosi yang kurang menyenangkan karena menganggap itu sebagai bentuk kelemahan diri, padahal emosi adalah hal yang sangat wajar bagi semua orang.

Terlebih lagi, emosi yang terpendam suatu saat akan meledak dan mengakibatkan perilaku yang merugikan seperti agresivitas (berkata kasar, kekerasan, perkelahian), menyalahkan diri sendiri, maupun perilaku memanipulasi orang lain.

Regulasi Emosi 

Mampu mengenali dan mengelola emosi merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai karena berguna untuk kehidupan sehari-hari dalam interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Mampu mengenali emosi yang sedang dirasakan dapat membantu seseorang untuk tidak berlarut-larut terpengaruh dengan emosi tersebut, sehingga tetap bisa membuat keputusan yang rasional.

Dengan memiliki kebiasaan dan keinginan untuk terus mengenali emosi, kita secara tidak langsung sedang meningkatkan kecerdasan emosional yang bermanfaat untuk semakin memahami dan mengelola emosi sendiri maupun orang lain.

Orang yang bisa meregulasi emosinya dengan baik dapat membangun hubungan yang berkualitas dengan orang lain.

Rasa empati dan mampu memahami sudut pandang orang lain adalah hasil dari regulasi emosi yang baik.

Kemampuan regulasi emosi yang baik juga dapat mengurangi stres dan kecemasan. Seseorang yang bisa mengelola emosi dapat menghadapi tantangan yang terjadi tanpa kewalahan dengan emosinya sendiri.

Seni dan Emosi 

Setiap garis, bentuk, gerak, hingga nada pada suatu kesenian dapat mencerminkan emosi tertentu dari penciptanya.

Seni dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan emosi. Seni bersifat subjektif dan tidak memiliki aturan baku sehingga emosi dapat dengan bebas disampaikan melalui seni.

Menurut Hermann dkk. (2024) dalam bukunya yang berjudul Arts Therapies and the Mental Health of Children and Young People, seni bahkan dapat membantu penyampaian emosi yang sulit disampaikan dengan kata-kata pada anak-anak.

Menuangkan emosi ke dalam seni dapat membantu kita memilah emosi yang sedang kita rasakan. Proses kreativitas saat menciptakan kesenian tidak hanya berfungsi sebagai proses untuk menggali emosi yang dirasakan, namun juga membantu kita untuk menenangkan diri. Melalui seni, emosi dapat tersampaikan dan tidak terpendam hingga diabaikan.

Seni juga dapat memperkaya kemampuan untuk mengenali emosi. Dengan memperhatikan dan memaknai karya seni oleh diri sendiri maupun orang lain, kita bisa mengasah kepekaan terhadap emosi.

Proses interpretasi karya seni dapat membantu kita melakukan refleksi diri. Seni dapat menantang persepsi kita dan menawarkan cara baru untuk memahami emosi kita. Seni dapat membantu kita melihat perasaan kita dari berbagai sudut pandang dan memperoleh wawasan baru. (*)

Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Permintaan Fogging di Batang Meningkat Drastis

Baca juga: Brigade Qassam Klaim Operasi Tewaskan Tentara Israel di Gaza Utara

Baca juga: Seberbahaya Apa PMK Hewan Ternak dan Dampaknya, Ini Penjelasan drh Liza Atikah

 

Berita Terkini