UIN SAIZU Purwokerto

Isra Mikraj dan Dimensi Kesalehan Sosial

Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Enjen Zaenal Muttaqin, Dosen FEBI UIN Saizu Purwokerto

Salah satu poin penting dari Isra Mi’raj adalah penetapan kewajiban shalat lima waktu. Meskipun terlihat sebagai ibadah individual, shalat juga memiliki pesan sosial yang dalam.

Gerakan-gerakan dalam shalat, seperti takbir, ruku’, dan salam, memiliki makna simbolis. Takbir mengingatkan bahwa hanya Allah yang Maha Besar, sehingga manusia harus menanggalkan kesombongan dan tidak menindas sesamanya.

Salam, yang menjadi penutup shalat, membawa pesan perdamaian dan kewajiban untuk menciptakan harmoni di lingkungan sekitar.
Namun, sering kali makna sosial shalat ini kurang dipahami.

Banyak orang menjalankan shalat sebagai kewajiban rutin tanpa menyadari dampaknya terhadap masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengembalikan makna shalat sebagai sarana transformasi sosial.

Pendidikan agama dapat berperan besar dalam hal ini, dengan menekankan bahwa ibadah ritual harus disertai dengan aksi nyata yang membawa manfaat bagi masyarakat.

Peran Pemimpin dan Ilmuwan dalam Mewujudkan Kesalehan Sosial

Mewujudkan kesalehan sosial memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk ilmuwan, pemimpin, dan masyarakat umum. Ilmuwan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan konsep-konsep yang relevan dengan ajaran Islam dalam menghadapi tantangan sosial kontemporer.

Sebagai contoh, maqashid syariah dapat menjadi dasar untuk merancang kebijakan publik yang adil dan inklusif.
Pemimpin, di sisi lain, harus menunjukkan integritas dan keberanian dalam menegakkan keadilan.

Nabi Muhammad menjadi contoh pemimpin yang tidak hanya peduli pada urusan spiritual, tetapi juga aktif memperjuangkan hak-hak masyarakat. Di tingkat individu, setiap muslim memiliki peran untuk mendorong perubahan sosial melalui tindakan kecil, seperti kegiatan filantropi, partisipasi dalam komunitas, atau sekadar menjaga hubungan baik dengan sesama.

Kesimpulan

Isra Mi’raj adalah peristiwa yang penuh dengan pelajaran, baik dalam aspek spiritual maupun sosial. Perjalanan ini mengajarkan bahwa kesalehan sejati melibatkan hubungan yang harmonis antara manusia dan Allah serta tanggung jawab terhadap sesama.

Dalam konteks modern, pesan-pesan ini tetap relevan untuk menghadapi tantangan sosial yang semakin kompleks.

Dengan memahami makna mendalam dari Isra Mi’raj, umat Islam dapat menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai keadilan, solidaritas, dan perdamaian ke dalam kehidupan sehari-hari. 

Pada akhirnya, perjalanan spiritual sejati adalah perjalanan yang berdampak positif pada kehidupan manusia secara keseluruhan. ***

Berita Terkini