TRIBUNJATENG.COM - Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Sahiron Syamsuddin, menekankan pentingnya penguatan internasionalisasi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam berbagai aspek.
Hal ini disampaikannya Prof. Sahiron saat Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan PTKIN dan Internasionalisasi bagi Pimpinan UIN Saizu Purwokerto.
Kegiatan digelar di Ruang Pertemuan Lantai 2, Gedung Rektorat UIN Saizu Purwokerto, Rabu (26/2/2025).
Baca juga: Prof Sahiron Isi Studium General Pascasarjana UIN Saizu: Jawab Tantangan Akademik di Era AI
Internasionalisasi PTKIN: Joint Degree, Visiting Professor, dan Rekrutmen Mahasiswa Asing
Prof. Sahiron menjelaskan, Diktis akan terus mendata dan menggali model-model internasionalisasi yang telah diterapkan di PTKIN. Termasuk kemungkinan dukungan pendanaan bagi yang memiliki inisiatif tertentu.
Salah satu contoh yang sudah berjalan adalah double degree antara University of Edinburgh, UIII, dan UUM dengan beberapa UIN, serta rencana joint degree untuk program S3 bagi dosen agar dapat kembali berkontribusi di institusi asalnya.
Selain itu, program visiting professor juga menjadi fokus utama. “Kita sudah membuka pintu kerja sama dengan Frankfurt dan Colloquium, dan tahun ini ditargetkan bisa mengundang 10 profesor,” ujarnya.
Prof. Sahiron juga menyoroti upaya rekrutmen mahasiswa asing, di mana saat ini UIN Saizu Purwokerto telah memiliki 40 mahasiswa dari 10 negara. Diktis berencana menggali lebih dalam baseline data kerja sama luar negeri yang telah berjalan di berbagai PTKIN.
Akreditasi dan Pemeringkatan Internasional
Dalam upaya meningkatkan daya saing global, Prof. Sahiron menegaskan perlunya akreditasi internasional bagi PTKIN, termasuk UIN Saizu Purwokerto yang harus segera menyusun strategi untuk meraihnya.
Pemeringkatan global seperti Times Higher Education (THE) dan QS World University Rankings (QS WUR) juga menjadi perhatian. “UIN Jambi sempat masuk dalam THE, tapi tidak berlanjut. Kita dorong PTKIN lain agar lebih serius dalam pemeringkatan ini,” katanya.
QS Stars dan QS WUR juga menjadi opsi yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan reputasi akademik PTKIN.
Pengembangan Vokasi dan Pengabdian Masyarakat
Prof. Sahiron menekankan perlunya program vokasi yang sesuai dengan kesiapan masing-masing kampus, termasuk dalam bidang pengelolaan zakat, infak, dan sedekah, serta wisata sejarah dan warisan budaya Islam.
“Kami akan mengakomodasi semua, tidak hanya dari blok Barat atau Timur, tetapi dari berbagai sumber yang relevan,” ujarnya.