Jika kita mengibaratkan kehidupan beragama sebagai perjalanan mendaki gunung, maka para ulama dan guru agama adalah pemandu yang membantu kita mencapai puncak.
Mereka adalah orang-orang yang telah memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang jalan yang harus ditempuh.
Para imam madzhab, misalnya, telah membuat jalur-jalur pendakian yang aman dan teruji.
Meskipun ada orang yang lebih memilih untuk membuat jalannya sendiri, mereka seringkali tidak menyadari bahwa jalur yang sudah ada telah berhasil mengantarkan jutaan orang ke puncak.
Jalur yang Sudah Teruji
Memang, ada pendaki yang merasa lebih nyaman membuat jalannya sendiri.
Mereka mungkin merasa bahwa jalur yang mereka buat lebih sesuai dengan peta atau arah yang mereka yakini benar.
Namun, mereka lupa bahwa jalur-jalur yang sudah ada telah melalui proses uji coba dan telah terbukti berhasil mengantarkan banyak orang ke tujuan.
Membuat jalur baru bukanlah hal yang salah, tetapi kita harus mempertimbangkan risiko dan kemungkinan tersesat.
Dalam konteks kehidupan beragama, mengikuti ajaran yang sudah ada dan teruji adalah langkah yang bijak.
Para ulama dan imam madzhab telah menghabiskan waktu dan energi mereka untuk mempelajari dan memahami ajaran agama secara mendalam.
Mereka adalah pemandu yang bisa kita percayai untuk membawa kita ke tujuan akhir, yaitu kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Kesimpulan
Hidup di dunia ini adalah sebuah tugas dinas yang diberikan oleh Tuhan.
Setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, namun misi kita semua sama: melaksanakan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya.