TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menjadi panggung istimewa bagi musisi asal Belanda, The Dutch Brewhouse.
Ratusan penonton terpukau oleh alunan simfoni yang mengalir lembut dan megah dalam classical music concert di Auditorium Ds. S. Djojodihardjo Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Rabu (12/03/2025) malam.
Konser bertajuk "Climate Justice in Seasons" ini merupakan kerja sama Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UKSW dengan Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis-Kedutaan Besar Kerajaan Belanda.
Berbeda dari konser sebelumnya, pertunjukan kali ini terasa istimewa karena The Dutch Brewhouse membawakan musik klasik bertema perubahan iklim.
Lonneke van Straalen tampil sebagai solois violin dengan kharisma memikat.
Di sampingnya, Sasha Raikhlin dan Laura Kieboom memainkan violin dengan penuh penghayatan, sementara Gijs Kramers memperindah harmoni dengan permainan viola yang lembut.
Alunan cello dari Geneviève Verhage terdengar penuh perasaan, disusul permainan contrabass oleh Wimian Hernandeze Reyes yang memukau.
Gijs Idema yang memainkan electric guitar menambahkan sentuhan modern dalam konser ini.
Tiga karya besar dari komponis ternama dibawakan dengan megah:
- "The Four Seasons" – Antonio Vivaldi
- "Seize" – Trevor Grahl
- "Lemeres Fata Morgana" – Anna Maartje
Tepuk tangan meriah dari ratusan penonton menggema di setiap sudut ruangan, menandakan kekaguman mereka atas pertunjukan yang emosional dan menyentuh hati.
Konser ini juga dimeriahkan oleh grup Keroncong Prodi Seni Musik UKSW yang membawakan lagu "Kuda Hitam".
Lonneke van Straalen menyampaikan rasa bahagianya bisa tampil di UKSW.
"Saya benar-benar senang berada di Salatiga dan mengadakan konser di UKSW. Kami mendapatkan pengalaman yang luar biasa bersama para penonton," ujarnya.
Dekan FBS Drs. Agastya Rama Listya, M.S.M., Ph.D., mengucapkan terima kasih kepada Erasmus Huis Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, yang sejak 2009 selalu menjadikan UKSW sebagai tujuan pertunjukan musisi Belanda.
“Malam ini, kita kembali menjadi saksi penampilan The Dutch Brewhouse. Karya mereka kali ini terasa berbeda karena mengajak kita peduli dengan lingkungan,” ujarnya.
Tour manager Erasmus Huis-Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Bob Wardhana, juga menyampaikan rasa senangnya bisa kembali mengadakan konser di UKSW.
"Erasmus sangat senang bisa kembali datang ke Salatiga dan memulai konser kedua kami di tahun 2025. Terima kasih kepada Rektor UKSW, Dekan FBS, dan seluruh mahasiswa serta masyarakat Salatiga yang antusias mengikuti konser ini," katanya.
Selain konser musik klasik, The Dutch Brewhouse juga menggelar masterclass dan workshop pada Kamis (13/03/2025) di Gedung D Prodi Seni Musik UKSW.
Acara ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu gitar elektrik dan ansambel musik, serta menghadirkan masterclass untuk biola, biola alto, cello, dan contrabass.
Kehadiran The Dutch Brewhouse di UKSW menjadi bukti nyata komitmen universitas dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, ke-13 penanganan perubahan iklim, dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
UKSW merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 63 program studi jenjang D3 hingga S3.
Terletak di Salatiga, UKSW dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keberagaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.
Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority, yakni komunitas kecil yang memiliki kapasitas untuk menciptakan perubahan dan menginspirasi masyarakat.