Ramadan 2025

Pesanan Sagon Bubuk Yang-Ti Tegal Jajanan Jadul yang Masih Eksis Saat Lebaran Alami Peningkatan

Penulis: Desta Leila Kartika
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUNJUKAN PRODUK - Pemilik usaha Putri Rahayu bernama Suci Rahayu, menunjukkan produk unggulan yang paling laris saat momen lebaran yaitu Sagon Bubuk Yang-Ti, berlokasi di rumahnya yang juga sebagai tempat produksi di Desa Kalisapu, RT 07/RW 09, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, pada Senin (17/3/2025). Momen lebaran tahun 2025 ini, Suci Rahayu menuturkan rata-rata memproduksi 50 toples per hari, sedangkan ketika hari biasa pesanan setengahnya atau 25 toples per hari.


Pemasaran produk sagon bubuk Yang-Ti sudah masuk di retail, rumah makan, toko roti, rest area jalan tol, sedangkan untuk pengiriman luar kota seperti ke Magelang dan Semarang. 


"Harga sagon bubuk Yang-Ti ukuran 500 gram mulai Rp37.500 per toples. Kemudian ukuran 250 gram wadah pouch harga Rp17.000, dan ukuran 250 gram wadah toples harga Rp20.000," terang Suci. 


Proses produksi sagon bubuk, Suci Rahayu masih mengerjakan sendiri, namun ketika pesanan sedang mengalami peningkatan maka dirinya dibantu dua orang karyawan. 


Di rumah produksi yang beralamat di Desa Kalisapu, RT 07/RW 09, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Suci Rahayu membuat berbagai produk seperti sagon bubuk, piktul (keripik jintul), keripik tahu, makanan biji ketapang, jagung mekar dan lain-lain.


Adapun untuk pembuatan sagon bubuk, Suci Rahayu berbagi informasi mengenai bahan baku dan lama proses pembuatan sampai siap dipasarkan. 


Bahan dasar sagon yaitu kelapa, tepung ketan, gula pasir, dan diberi tambahan vanili untuk membuat bau yang harum. 


Kunci utama membuat sagon bubuk menurut perempuan 49 tahun ini yaitu ada pada proses menyangrai kelapa yang membutuhkan waktu ideal sekitar satu jam. 


Dalam pembuatan sagon bubuk Yang-Ti, kuncinya menyangrai kelapa harus lama sampai warna kecokelatan, karena ketika masih terlihat basah dan dicampur dengan tepung ketan maka mempengaruhi kualitas tidak tahan lama, mudah basi atau bahasa lainnya tengik. 


Saat menyangrai kelapa selama satu jam juga tidak boleh berhenti karena meminimalisir bagian bawah gosong yang menyebabkan kehitaman. 


"Sagon bubuk buatan saya tahan sampai enam bulan. Terpenting penyimpanannya betul dan wadah toples ditutup rapat agar udara tidak masuk," jelasnya. 


Untuk produk lainnya yang Suci buat, seperti piktul (keripik jintul) wadah pouch harga Rp15.000 isi 100 gram, kemudian wadah toples isi 160-180 gram harga Rp24.000. 


Suci hanya membuat sagon bubuk original tanpa ada varian rasa lainnya karena ingin menjaga otentik atau khas dari sagon. 


Menurut Suci, sagon merupakan jajanan jadul yang setiap lebaran selalu ada termasuk di wilayah Tegal. 


"Biasanya kalau lebaran tidak ada sagon istilahnya kurang afdol atau seperti ada yang kurang. Peminat sagon juga bukan hanya kalangan orang tua atau dewasa saja, anak-anak muda juga suka karena rasanya yang gurih dan manis," pungkasnya. (dta) 

Berita Terkini