TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - 250 Kepala Keluarga (KK) di Rusunawa Slamaran, Kota Pekalongan kini bisa menikmati air minum tawar secara gratis berkat program desalinasi yang diinisiasi Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi.
Program ini menjadi langkah inovatif pemerintah provinsi dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat pesisir yang selama ini kesulitan mendapatkan air layak konsumsi.
Program desalinasi tersebut menggunakan teknologi untuk mengubah air payau menjadi air tawar yang siap diminum langsung.
Baca juga: Pemkot Pekalongan Maksimalkan Operasional TPST Mitra Brayan Resik
Baca juga: Polres Pekalongan Musnahkan Bahan Peledak Sebanyak 13,88 Kg Hasil Sitaan Selama Ramadan
Slamet, warga Rusunawa Slamaran telah mencoba hasil air desalinasi dan memberikan kesan positif.
“Rasanya enak, segar, tidak asin,” ujar Slamet, Selasa (25/3/2025).
Gubernur Ahmad Luthfi menjelaskan, program ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan akses air bersih, tetapi juga menjadi bagian dari strategi pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir.
“Air ini gratis."
"Jadi masyarakat dapat air bersih dan uangnya bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya,” kata Ahmad Luthfi.
Dia menambahkan, keberadaan air siap minum secara gratis akan meringankan beban masyarakat, terutama kalangan menengah bawah, yang sebelumnya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air galon atau kemasan.
Program ini juga diharapkan dapat menekan penurunan muka tanah yang disebabkan oleh penggunaan air tanah secara berlebihan, sebuah isu yang kerap terjadi di kawasan pesisir utara Jawa.
Pekalongan menjadi daerah pertama penerima program desalinasi ini dan ke depan akan menyusul wilayah lain seperti Demak, Rembang, dan Jepara.
“Selain memenuhi kebutuhan air bersih, kami juga mencegah penurunan muka tanah di pesisir dengan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap air tanah,” tambahnya.
Diketahui, Kota Pekalongan dipilih sebagai lokasi awal karena keterbatasan sumber air tawar yang signifikan, sehingga warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar air bersih untuk konsumsi.
Kondisi ini turut berkontribusi pada tingginya angka kemiskinan dan gangguan kesehatan seperti stunting.
Guna merealisasikan program ini, Pemprov Jateng melalui BUMD PT Tirta Utama Jateng (Perseroda) bekerja sama dengan Universitas Diponegoro (Undip).