Berita Internasional

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Resmi Dimakzulkan, Demonstran Nangis Haru, Pendukung Bakar Diri

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mencabut darurat militer

TRIBUNJATENG.COM - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol resmi dicopot dari jabatannya.

Keputusan pemakzulan dikeluarkan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan pada Jumat (4/4/2025). 

Berbagai reaksi pun bermunculan. Baik dari yang kontra maupun mendukung pemakzulan.

Ini merupakan kali kedua di Korsel presiden mereka dimakzulkan.

Baca juga: Nasib Sara Duterte di Tangan Senat Setelah DPR Filipina Setujui Mosi Pemakzulan Wakil Presiden

Pencopotan itu dilakukan setelah para hakim menyatakan bahwa tindakan Yoon dalam memberlakukan darurat militer merupakan pelanggaran serius terhadap konstitusi.

Dilansir dari AFP, Jumat (4/4/2025), Yoon sebelumnya diskors oleh parlemen karena pada 3 Desember lalu mengerahkan pasukan bersenjata ke gedung parlemen dalam upaya mencegah pemungutan suara terhadap dekrit kontroversialnya.

Ia kini juga menghadapi proses pidana terpisah atas tuduhan melakukan pemberontakan.

“Dengan mempertimbangkan dampak negatif yang serius dan konsekuensi luas dari pelanggaran konstitusi yang dilakukan, (kami) memberhentikan Presiden Yoon Suk Yeol dari jabatannya,” kata penjabat Ketua Mahkamah Konstitusi Moon Hyung-bae saat membacakan putusan.

Dalam amar putusan, Mahkamah menilai bahwa tindakan Yoon mengkhianati kepercayaan rakyat dan menjadi ancaman besar terhadap stabilitas republik demokratis.

Pengiriman tentara ke parlemen dianggap sebagai pelanggaran terhadap netralitas politik militer dan penyalahgunaan kekuasaan komando tertinggi.

“Yoon telah memaksa tentara yang seharusnya menjaga keamanan negara, untuk berhadapan dengan warga sipil biasa,” tegas Mahkamah Konstitusi.

Respons Masyarakat  

Ketika putusan dibacakan, suasana di jalanan terbelah.

Di luar gedung Mahkamah Konstitusi, para demonstran anti-Yoon bersorak dan menangis haru, sementara di sekitar kediaman presiden yang dimakzulkan, para pendukungnya murka, meneriakkan sumpah serapah dan menangis histeris.

Bahkan, dua orang simpatisan ekstrem dilaporkan meninggal setelah melakukan aksi bakar diri sebagai bentuk protes terhadap pemakzulan.

Menyusul meningkatnya ketegangan dari massa pro-Yoon yang berunjuk rasa, polisi dikerahkan untuk menjaga area sekitar pengadilan.

Halaman
12

Berita Terkini