Awalnya pelanggan sempat ragu karena merek yang digunakan hanya sebatas kertas fotokopi. Tetapi dia lalu memberikan produknya secara cuma-cuma untuk dicicipi.
"Saya kasih-kasihkan dulu, di sana juga tercantum nomor handphone. Ternyata lalu banyak yang telpon," ujarnya.
Usaha milik Iswaryani kemudian mengalami peningkatan yang signifikan. Di awal yang hanya mengolah 2-3 kilogram ikan per produksi, kini mencapai 20-30 kilogram ikan per produksi.
Produknya sejak awal usaha juga sudah memiliki sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Kemudian untuk izin edar pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah didapatkannya dari lima tahun yang lalu, sejak 2020.
"Alhamdulillah sejak 10 tahun lalu, saya menyuplai produk ke supermarket di seluruh cabang Yogya Mal, seperti di Pekalongan, Pemalang, Tegal, Slawi, Brebes hingga Cirebon," jelasnya.
Terbantu KUR
Iswaryani masih tidak menyangka, usahanya kini terus berkembang pesat. Menurutnya hal itu tidak terlepas dari bantuan permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dia mengambil pinjaman KUR dari BRI di tahun pertama memulai usahanya, pada 2013.
Saat itu, dia mengambil pinjaman sebanyak Rp 10 juta untuk membeli freezer dan alat produksi lainnya.
"Alhamdulillah, KUR ini sangat membantu kami UMKM. Secara bunga, angsuran kami menjadi lebih ringan," ujarnya.
Setelah lunas, Iswaryani mengambil pinjaman KUR lagi senilai Rp 15 juta. Uang tersebut digunakannya untuk membuat dapur khusus produksi.
Termasuk setelah itu, dia mengurus izin edar pangan dari BPOM di Semarang.
"KUR ini sangat bermanfaat sekali untuk modal usaha, saya merasakannya langsung. Hasilnya usaha saya berkembang sampai bisa bikin izin edar pangan BPOM," jelasnya.
Produk olahan ikan Iswaryani banyak digemari masyarakat karena memiliki cita rasa yang lezat. Hal itu diungkapkan Hana (33), pelanggan asal Kalibakung, Kabupaten Tegal.