Ditambah lagi, sopir ambulans tidak berada di tempat saat dibutuhkan.
Karena kecewa dan merasa menunggu terlalu lama, pihak keluarga memutuskan membawa jenazah menggunakan mobil pickup milik mereka sendiri, meski dalam kondisi hujan gerimis.
Kejadian tersebut direkam dan diunggah ke media sosial, sehingga viral dan menuai kritik tajam dari masyarakat.
Pihak manajemen RSUD Martapura langsung mengambil tindakan tegas dengan mencopot sopir ambulans dan Kepala Ruang Zaal Jenazah dari jabatannya.
Keduanya dinyatakan non-aktif sambil menunggu proses evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Pelayanan kepada masyarakat adalah prioritas utama, dan kelalaian seperti ini tidak bisa ditoleransi,” tegas dr Dedy sebelum mengundurkan diri.
Baca juga: Jenazah Yetty Asal Cilongok Banyumas Terpaksa Dimakamkan di Peru: Pemerintah Cuma Pencitraan
RSUD Martapura berjanji akan memperbaiki sistem operasional rumah sakit, termasuk memastikan ketersediaan bahan bakar ambulans dan jadwal piket sopir agar kejadian serupa tidak terulang.
Selain itu, dr Dedy juga telah menghubungi langsung keluarga korban dan berencana mengunjungi rumah duka untuk menyampaikan permintaan maaf secara pribadi.
“Atas nama pribadi dan institusi, saya meminta maaf kepada keluarga pasien,” ujarnya.
Peristiwa ini menjadi catatan serius bagi manajemen RSUD Martapura dan menggugah perhatian publik mengenai pentingnya kesiapsiagaan layanan darurat di fasilitas kesehatan. (*)
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Breaking News: Direktur RSUD Martapura Mengundurkan Diri Usai Viral Jenazah Pasien Diangkut Pikap