TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN — Harsono kembali terpilih sebagai Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Grobogan untuk periode 2025–2029 dalam Konferensi Cabang (Konfercab) yang digelar di Pendopo Kabupaten Grobogan, Sabtu (26/4/2025).
Jalannya Konfercab cukup dinamis, meski sempat memanas akibat protes keras dari salah satu kandidat, Rinduwan.
Diketahui, Harsono, terpilih kembali untuk memimpin organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama tersebut setelah melalui proses musyawarah mufakat.
Namun, proses tersebut menuai kritik tajam dari Rinduwan, kandidat ketua sekaligus pengurus GP Ansor Grobogan.
Proses Dinilai Tidak Demokratis
Rinduwan secara terbuka menyatakan kekecewaannya terhadap jalannya Konfercab yang menurutnya tidak demokratis dan melanggar tata tertib organisasi.
Ia menuding bahwa dirinya dipaksa untuk menerima hasil musyawarah mufakat tanpa diberikan ruang untuk voting, sebagaimana seharusnya diatur dalam mekanisme pemilihan.
“Saya dipaksa untuk mufakat, tidak ada klausul untuk voting, padahal di tata tertib diatur,” kata Rinduwan kepada awak media usai Konfercab.
Ia juga mengaku mendapat tekanan untuk mengundurkan diri dari pencalonan.
“Konfercab ini mencederai aturan organisasi. Saya diarahkan untuk mundur atau bernegosiasi supaya tidak mencalonkan diri,” tegasnya.
Selain itu, Rinduwan menyampaikan bahwa sosialisasi pendaftaran calon dinilai sangat minim dan mendadak.
Informasi mengenai pendaftaran baru disampaikan pada hari terakhir, yaitu tanggal 17 April 2025, sehingga mempersempit ruang gerak bagi calon lain untuk mempersiapkan diri.
“Saya selaku calon ketua sah merasa dicurangi sejak awal. Mulai dari proses penetapan hingga pelaksanaan hari ini,” tambahnya.
Harsono: Aklamasi Berdasarkan Rekomendasi Pimpinan Pusat
Sementara itu, Harsono menyampaikan bahwa proses pemilihan yang terjadi bukan aklamasi spontan, melainkan merupakan hasil kesepakatan dan rekomendasi dari Pimpinan Pusat GP Ansor.
Ia mengakui bahwa sempat terjadi deadlock dalam forum, namun situasi akhirnya bisa dikendalikan.