Berita Semarang

Polisi Memastikan Mahasiswi yang Tewas di Indekos Tembalang Semarang Bukan Korban Pembunuhan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GARIS POLISI - Pemilik kos memperlihatkan kamar kos mahasiswi Undip yang telah terpasang garis polisi, Kamis (1/5/2025). Polisi telah memastikan jika mahasiswi itu tewas karena sakit, bukan karena dibunuh.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seorang mahasiswi Fakultas Sains Matematika Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tewas bersimbah darah di kamar kos Jalan Gondang Barat Dalam, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis (1/5/2025) dini hari.

Bercak darah masih terlihat di depan kamar dan pintu kos.

Kamar mahasiswi itu kini sudah terpasang garis polisi.

Mahasiswi itu berinisial AVL warga Magelang.

Baca juga: Siap-siap, Tarif Nol Rupiah Naik Bus Trans Semarang, Khusus Pelajar dan Mahasiswa

Baca juga: Bondan Marutohening Ketua DPRD Kabupaten Semarang: Efisiensi Anggaran Justru Menguntung

Pemilik kos, Noval menuturkan, sekira pukul 01.00 pintu kamarnya digedor beberapa penghuni kos karena mendapati ALV tergeletak di depan pintu kamar mandi. 

Dirinya melihat terdapat tubuh korban bersimbah darah.

"Waktu itu saya bangun tidur, posisi saya panik dan langsung meminta bantuan tetangga," ujarnya.

Pada saat itu, anak kos lainnya juga berusaha menghubungi ambulans agar dapat menyelamatkan nyawa ALV.

Namun ambulans itu tidak segera datang karena masih mengevakuasi korban kecelakaan.

"Saya menghubungi rumah sakit lain, tetapi datangnya satu jam setelah dihubungi, hingga akhirnya nyawa mahasiswi itu tidak tertolong," jelasnya.

Dikatakannya, tetangga yang merupakan anggota polisi itu juga telah memastikan kondisi nadi penghuni kosnya itu. 

Namun saat dicek kondisi wanita itu telah tidak bernyawa.

"Kami memastikan lagi menunggu petugas medis datang," tuturnya.

Menurutnya, AVL baru dua pekan ini tinggal di kosnya.

Berdasarkan informasi keluarga, mahasiswi itu mengidap lupus.

"Selama ini tidak ada tanda-tanda jika dia sakit," tandasnya.

Kapolsek Tembalang, Kompol Wahdah Maulidiawati membenarkan adanya kejadian tersebut.

Pihaknya juga telah mendatangi lokasi bersama anggota dan memintai keterangan saksi-saksi.

Lanjutnya, hasil pemeriksaan luar Inafis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. 

"Bukan pembunuhan, tetapi karena sakit."

"Dari hasil pemeriksaan kemungkinan (sakit) autoimun," ujarnya. (*)

Baca juga: Hari Buruh Berdasarkan Tinjauan Hak Buruh dalam Islam

Baca juga: Pengurus Baru LPM OBSESI UIN Saizu Resmi Dilantik: Siap Gebrak Dunia Kampus Lewat Pena Perjuangan

Baca juga: Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Saizu Lakukan Aksi Nyata SARASA 2025 di Desa Panusupan Cilongok

Baca juga: 15 Anak Pekerja Berprestasi di Purbalingga Terima Penghargaan di Hari Buruh 2025

Berita Terkini