"Di situlah mereka mulai melancarkan aksi," jelas Rizal.
Karyawan Rizal sempat melayani permintaan tukar uang dari bule tersebut.
Namun karena uang tunai yang tersedia di tokonya saat itu hanya sekira Rp700 ribu dalam pecahan kecil, pelaku membatalkan aksinya dan beranjak pergi.
Ketika beraksi di tempat lain, ketika uang sudah diletakkan di meja, pelaku meminta penjaga toko agar terus mengeluarkan uang lainnya.
"Dari situ biasanya korban masuk perangkap."
"Mereka bilang ‘coba cari lagi’ terus-menerus."
"Sementara uang di toko sudah keluar semua,” kata dia.
Agar tidak ada korban lain, Rizal mengunggah vlog tentang kronologi kejadian ke media sosial.
Setelah itu, dia menerima banyak pesan dari korban-korban lain.
Salah satunya dari pemilik penginapan yang sempat disinggahi komplotan pelaku.
“Dari pihak penginapan saya dapat rekaman CCTV yang menampilkan plat nomor mobil yang mereka pakai,” jelas Rizal.
Dia mengungkapkan, tiga WNA ini tidak hanya beraksi di Pati.
Sebelumnya para pelaku juga beraksi di Lamongan pada 5 Mei 2025, Situbondo pada 8 Mei 2025, dan tiba di Pati pada 9 Mei 2025.
"Ada jejak mereka di beberapa kota."
"Mulai dari Jawa Timur sampai Jawa Tengah."