Tiga Rumah Luluh Lantak, Trauma Warga Mendalam
Longsor ini menimbun tiga rumah dan membuat puluhan warga mengungsi.
Meski tidak ada korban jiwa dalam tragedi ini, luka psikologis dan trauma membekas dalam. Anak-anak menangis, orang dewasa kehilangan harta benda, dan sebagian besar warga tak berani tidur kembali di rumah mereka meskipun kondisi tanah dianggap stabil.
Tim BPBD dan aparat gabungan sudah mengevakuasi warga serta memasang garis polisi di sekitar lokasi longsor. Peringatan dini terus digaungkan, terutama karena wilayah Lembang masuk zona rawan longsor akibat struktur tanah yang labil.
Peristiwa ini menjadi pengingat kuat bahwa edukasi kebencanaan sangat penting.
Pemerintah daerah bersama pihak terkait perlu memperkuat sistem peringatan dini, melakukan penanaman vegetasi penguat tebing, dan rutin mengevaluasi zona rawan.
Warga juga diharapkan lebih waspada terhadap tanda-tanda awal tanah longsor seperti retakan di dinding, suara gemeretak tanah, dan sumber air yang tiba-tiba mengering.
Bencana longsor di Kampung Areng, Lembang, bukan hanya soal rumah yang tertimbun, tapi juga tentang jeritan manusia yang terdengar hingga ke relung hati.
Jeritan Ratna adalah simbol alarm bahaya yang harus didengar semua pihak. Bencana mungkin tak bisa sepenuhnya dihindari, tapi kesiapsiagaan adalah pilihan yang bisa menyelamatkan nyawa. (kompas.com)
Baca juga: Desa Mijen Kudus Terima Motor Pengangkut Sampah dari BRI Peduli
Baca juga: Polres Tegal Gelar Pelatihan Etika dan Public Speaking untuk Pelayanan Lebih Profesional
Baca juga: BREAKING NEWS: Persis Solo Dipastikan Lolos dari Degradasi, Jawa Tengah Cuma PSIS yang ke Liga 2