Menurut keterangan dari Kapolsek Sananwetan, Kompol Subondo, dari hasil pemeriksaan awal diketahui bahwa motif pembakaran dipicu oleh rasa dendam pelaku terhadap pemilik mobil.
“Berdasarkan pengakuan pelaku, motif pembakaran adalah karena dendam lama. Ia mengaku pernah diserempet oleh mobil pikap tersebut, sehingga timbul niat untuk membalas,” jelas Kompol Subondo.
Saat ini, pelaku telah diamankan oleh pihak berwajib dan tengah menjalani proses hukum lebih lanjut.
Sementara itu, asosiasi pengemudi ojek online yang tergabung dalam Garda Indonesia akan melakukan demo besar-besaran secara serentak.
Demo besar dan serentak itu akan berlangsung pada 20 Mei 2025.
Drivel ojol atau ojek online akan memarikan aplikasi di hari tersebut.
Aksi demo ojol itu akan berlangsung mulai pukul 13.00 hingga selesai akan dipusatkan di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan dan Gedung DPR RI.
Diperkirakan akan ada 500 ribu ojol turun ke jalan.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang diduga melanggar regulasi.
Ketua Umum Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono mengatakan selama ini aplikotor ojek online sudah melanggar aturan dan merugikan driver ojol.
Ketua Umum Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono berharap pemerintah dapat merespons kekecewaan para pengemudi online roda dua dan roda empat yang merasa kurang mendapat perhatian terhadap dugaan pelanggaran regulasi oleh sejumlah aplikator.
Regulasi dimaksud yakni Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022, terkait batasan maksimal potongan aplikasi sebesar 20 persen, namun selama ini aplikator diduga melakukan potongan aplikasi sampai 30 hingga 40 persen.
Ia mengatakan aksi demo 500 ribu ojol ini berpotensi melumpuhkan sebagian Jakarta akibat kemacetan panjang di sejumlah ruas jalan.
"Garda Indonesia sebagai asosiasi pengemudi ojol menyatakan meminta maaf kepada warga masyarakat Jakarta dan aglomerasi Jabodetabek karena pada hari Selasa 20 Mei 2025, Kota Jakarta akan diserbu pengemudi ojek online gabungan roda 2 dan roda 4 dalam rangka aksi unjuk rasa akbar dan reuni aspirasi aksi akbar 205," katanya.
Selain di Jakarta, aden Igun Wicaksono menyebut ada 8 provinsi yang ikut demo serentak yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Cirebon, hingga Palembang, Lampung, dan wilayah Banten Raya.