Tak cukup hanya lulus ujian coding atau menghasilkan Applied AI saja; mereka harus memahami bahwa mereka akan memegang tanggung jawab yang berdampak sistemik.
Kita perlu lebih banyak mengkampanyekan salah satu pesan Timnit Gebru, seorang pakar etika AI, yang berkali-kali mengingatkan bahwa: “kemajuan teknologi tanpa akuntabilitas hanya akan memperbesar ketimpangan dan risiko sosial”.
Dalam dunia yang semakin tergantung pada sistem digital, insinyur informatika adalah penjaga gerbang masa depan.
Menjadi insinyur informatika seutuhnya berarti memahami bahwa pekerjaan ini bukan sekadar soal efisiensi dan inovasi, tetapi juga soal tanggung jawab, hukum, dan nilai-nilai kemanusiaan. Mereka harus sadar bahwa di balik setiap baris kode yang ditulis, ada potensi dampak besar terhadap kehidupan manusia.
Karena itu, saat dunia melaju cepat menuju digitalisasi, Indonesia tidak boleh hanya melahirkan insinyur yang pandai mengotak-atik kode program, tetapi juga insinyur yang berintegritas, bersertifikasi, dan sadar akan konsekuensi moral dari karyanya.
Insinyur informatika yang seutuhnya bukan hanya membangun sistem, tetapi juga menjaga nilai-nilai yang menopang peradaban. (*)
Baca juga: Bocah 10 Tahun Meninggal Usai Konsumsi Kue Ulang Tahun Berisi Sakarin, Ini Bahayanya
Baca juga: Daftar 34 SMA Swasta Gratis di Surabaya Jawa Timur Info Beasiswa SPMB 2025, Ini Syarat dan Kuotanya
Baca juga: Not Angka Pianika Yank Wali, Aku Tak Mau Bicara Sebelum Kau Cerita Semua