TRIBUNJATENG.COM - Tiga organisasi mahasiswa (Ormawa) dari berbagai kampus Islam di Jawa Tengah menggelar kegiatan studi kolaborasi, di Hall Perpustakaan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Kegiatan ini mempertemukan ADIKSI UIN Saizu Purwokerto, FORMAKIP UIN Walisongo Semarang, dan IKMAB-K UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan. Hadir memberikan pengarahan Pembina ADIKSI UIN Saizu Purwokerto, Dr. Chafid Diyanto.
Dalam sambutannya, Dr. Chafid menegaskan pentingnya studi kolaborasi untuk peningkatan kualitas organisasi. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi ADIKSI, terutama dalam hal manajemen kepengurusan, pengelolaan anggaran, dan pengembangan program kerja," ujarnya.
Pihaknya berharap, ADIKSI bisa menjalin relasi lebih luas, tak hanya dengan PTKIN, tapi juga dengan kampus-kampus umum seperti PTUN.
Ketua Umum ADIKSI, Akhmad Umam Khanani, mengungkapkan tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar studi banding.
Forum ini juga untuk belajar dan menggali potensi dari masing-masing organisasi. “Kami ingin mengetahui lebih dalam program-program kerja dari FORMAKIP dan IKMAB-K. Dengan begitu, kami bisa mengadopsi ide-ide yang relevan untuk diterapkan di ADIKSI agar semakin inovatif dan progresif,” jelas Umam.
Sementara itu, M. Islahul Aula, Ketua Umum IKMAB-K, menekankan bahwa kegiatan ini bukan ajang kompetisi, melainkan ruang untuk saling berbagi.
“Ini bukan tentang membandingkan. Kita di sini untuk bertukar ilmu, pengalaman, dan memperluas wawasan agar bisa mengembangkan organisasi masing-masing secara optimal,” ucapnya.
Senada dengan itu, Ketua Umum FORMAKIP, Imam Syafi’i, menyampaikan bahwa studi kolaborasi ini menjadi momentum untuk memperbarui keterampilan dan mengevaluasi capaian organisasi.
“Masih banyak aspek yang perlu kami kembangkan. Selepas kegiatan ini, kami akan mengevaluasi ulang program kerja agar ke depan lebih tepat sasaran,” tuturnya.
Tantangan Teknis Tak Surutkan Semangat
Ketua panitia kegiatan, Sofia Hidayatul Maghfiroh, menyebut bahwa panitia sempat menghadapi kendala teknis dalam pelaksanaan acara. Salah satunya adalah keterbatasan waktu penggunaan ruang.
“Karena hari Sabtu termasuk hari libur kampus, Hall Perpustakaan tutup lebih awal. Jadi, kami harus menyesuaikan jadwal agar semua sesi bisa terlaksana dengan baik, meski agak terburu-buru,” terang Sofia.
Selain bertukar ide dan pengalaman, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antarorganisasi yang bergerak dalam bidang advokasi dan sosial kemahasiswaan.
Ketiga forum berharap kerja sama ini terus berlanjut dalam bentuk kolaborasi program maupun pertukaran kegiatan di masa mendatang.