Yakni 40 persen domisili, 35 persen prestasi, 20 persen afirmasi, dan 5 persen mutasi.
Dari 45 kuota afirmasi, 29 sudah terisi, dan sisanya dialihkan ke jalur prestasi.
Baca juga: Luncurkan Pantang Sambat, Inovasi Pajak Keliling Batang Bayar Pajak Jadi Mudah dan Transparan
Baca juga: Bupati Batang Jawab Tuntas Isu Galian C, PAD, dan Layanan Kesehatan di Rapat Paripurna DPRD
Pihaknya juga mencatat bahwa literasi orangtua masih menjadi tantangan.
“Kami menempatkan tiga petugas untuk membantu dan menjelaskan langsung agar tidak terjadi kebingungan,” tuturnya.
Kepadatan peminat juga menimbulkan tantangan tersendiri di kawasan blank spot seperti Cepokokuning dan Rowobelang.
“Wilayah ini hanya bisa masuk lewat jalur afirmasi atau prestasi karena zonanya kecil dan kuotanya berkurang dari 60 menjadi 40."
"Mungkin ke depan bisa diajukan untuk menambah kapasistas, namun kami sudah kehabisan lahan."
"Tetapi bila perlu bisa naik ke lantai dua demi mengakomodasi calon siswa terutama di daerah blank spot," tuturnya.
Perjuangan orangtua pun turut mewarnai proses seleksi.
Suroso Slamet, wali murid sempat stres menanti pengumuman.
Dia bersama sang anak, Saera Setiana yang datang dari pukul 07.00 dan menunggu hingga siang hari saat sudah penutupan untuk memastikan nomor urutnya masuk.
“Nomor urutnya naik turun, saya sampai tidak nafsu makan."
"Tapi begitu dinyatakan diterima di SMP Negeri 4 Batang, rasanya lega luar biasa,” pungkas warga Rowobelang tersebut. (*)
Baca juga: Viral Balita Tidak Miliki Tiket Harus Ditinggal di Stasiun, Beginilah Kata PT KAI
Baca juga: Perbaikan Jalan Bawa Petaka, Ketua Bawaslu Meninggal Dunia Kecelakaan
Baca juga: Identitas Mayat Perempuan di Persawahan Demak Terungkap, Pamit Ayah Sebelum Ditemukan Meninggal
Baca juga: Rektor UMP Silaturahmi dengan Gubernur Banten, Siap Bergerak Membangun Banten