Warga hanya menggunakan lampu teplok sebagai alat penenrangan utama sehari-hari.
Malam yang sunyi itu tiba-tiba pecah oleh jeritan tangis minta tolong dan bunyi kentongan bertalu-talu.
Seluruh warga dusun berhamburan keluar.
Suasana hening seketika berubah berselimut aroma mencekam.
Sedikitnya, 13 rumah warga kini telah rata oleh tanah.
Termasuk di dalamnya bangunan masjid yang biasa mereka gunakan untuk beribadah.
Warga yang terhindar dari longsoran tanah berusaha memberikan pertolongan.
Berharap para sanak saudara dan tetangga yang telah tertimbun material tanah masih dapat diselamatkan.
Namun, Tuhan berkata lain.
Mereka justru menemukan 30 jasad yang telah berselimut pekatnya tanah.
“Waktu itu kami berada di teras rumah sambil mengumandangkan azan sebelum bencana terjadi.
Alhamdulillah, saya, bapak, dan pak dhe saat itu bisa selamat meskipun itu tidak mudah.
Lumpur sudah mengubur tubuh saya.
Meski terdorong tanah dan puing-puing rumah yang terus mendesak, namun saya berusaha sekuat tenaga keluar ke lokasi yang aman.
Begitu juga bapak yang berhasil diselamatkan oleh pertolongan warga.