Berita Tegal

Tak Semata Tugas, Soerjani Terdorong Rasa Kemanusiaan untuk Edukasi Peserta JKN

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERI PENJELASAN- Kader JKN, Soerjani (kanan) saat berbincang dengan Asih Anggraeni, peserta JKN binaannya di Desa Mejasem Barat, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Senin (21/7/2025). Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad


Di lapangan, tugas kader JKN tak segampang membalikkan telapak tangan. Soerjani pernah mendapatkan makian, pura-pura tidak ada, ataupun tidak dibukakan pintu. Hal itu dirasakannya saat awal-awal menjadi kader JKN, pada 2018.


Soerjani tidak lantas menyerah. Saat menjalankan tugas, dia selalu melakukan pendekatan emosional dengan hati.


Dia menanyakan kesehatan peserta JKN, keluhan yang dirasakan, perkembangan layanan kesehatan, hingga menanyakan pendapat saat menggunakan JKN.


“Terkadang masyarakat merasa tidak hutang, tapi mendapatkan tagihan. Nah, peran kita ini memahamkan mereka konsep gotong royong BPJS Kesehatan,” kata Soerjani yang dulunya hanya ibu rumah tangga. 


Menurut Soerjani, tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui konsep gotong royong BPJS Kesehatan. Cara pikir mereka sederhana, mengapa harus membayar iuran padahal tidak menggunakan.


Dia sedikit demi sedikit memberikan pemahaman. Gotong royong yang dimaksud adalah iuran yang dibayarkan dan bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan penanganan medis, seperti operasi. Begitu pula sebaliknya, iuran yang orang lain bayarkan akan bermanfaat balik.


“Manfaatnya kembali kepada kita. Terutama masyarakat yang memiliki penyakit seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, dan jantung. Mereka butuh kontrol kesehatan rutin,” jelasnya.

KANTOR PELAYANAN - Masyarakat tampak sedang mengakses layanan administrasi JKN di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tegal di Jalan Teuku Umar, Kota Tegal, Jumat (25/7/2025). Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad (TRIBUNJATENG/Fajar Bahruddin Achmad)


Bantu Peserta JKN

Kedekatan yang dibangun Soerjani dan peserta JKN, membuatnya banyak mendapatkan kepercayaan. Banyak yang meminta bantuan saat mengalami kesulitan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti puskesmas dan klinik, maupun Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan Lanjut (FKTRL) yaitu rumah sakit. 


Dia dengan senang hati menjadi jembatan komunikasi antara peserta JKN dan BPJS Kesehatan. Dia langsung datang ke lokasi di mana peserta JKN mendapatkan kesulitan. 


“Itu menjadi tugas kami juga, membantu pasien saat mendapatkan kendala di fasilitas kesehatan, seperti persoalan rujukan, kepesertaan belum aktif, ataupun miskomunikasi dengan tenaga medis,” ungkap Soerjani. 


Peran kader JKN dirasakan oleh Maria Susanti (68), warga Jalan Kepodang Desa Mejasem Barat, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Dia sangat terbantu oleh Soerjani. 


Maria bercerita, dia memiliki penyakit gula atau DM. Dia sendiri menjadi peserta JKN sejak delapan tahun lalu, pada 2017.


Suatu ketika dia mendapat kesulitan saat meminta rujukan dari puskesmas untuk berobat ke rumah sakit. Karena saat itu sudah mengenal Soerjani, dia meminta bantuan. 


“Dulu pernah mengalami kendala tidak boleh minta rujukan buat ke rumah sakit. Padahal saya biasa kontrol rutin menggunakan BPJS Kesehatan. Tapi akhirnya mendapatkan rujukan setelah dibantu kader JKN,” kata Maria di rumahnya, Senin (21/7/2025).

Halaman
1234

Berita Terkini