Beberapa siswa mengatakan mereka gugup saat ujian tertulis.
Saya menyadari bahwa selama ini saya terlalu berfokus pada penilaian kognitif, dan belum mengukur secara menyeluruh kompetensi sikap dan keterampilan siswa.
Akibatnya, penilaian yang saya berikan kurang mencerminkan kemampuan mereka secara utuh.
Saya merasa penilaian seperti ini tidak adil bagi siswa yang punya potensi kuat di aspek lain selain mengerjakan tes tertulis.
Upaya untuk Menyelesaikan Masalah:
Saya mulai dengan mempelajari kembali prinsip penilaian autentik dalam Kurikulum Merdeka.
Saya menyadari bahwa untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang kompetensi siswa, saya perlu menggabungkan berbagai teknik penilaian.
Maka, saya menyusun kembali rencana penilaian dengan tiga pendekatan:
Penilaian Pengetahuan:
Saya tetap menggunakan soal pilihan ganda dan uraian, tetapi saya sederhanakan bahasa dan sesuaikan dengan konteks nyata.
Penilaian Keterampilan:
Saya memberikan tugas proyek di mana siswa diminta membuat poster dampak globalisasi di lingkungan mereka, lalu mempresentasikannya di depan kelas.
Penilaian Sikap:
Saya menggunakan lembar observasi selama proses diskusi dan kerja kelompok.
Di situ saya mencatat sikap kerja sama, rasa tanggung jawab, dan keaktifan siswa.
Saya juga melibatkan siswa dalam refleksi diri melalui jurnal sederhana.