TRIBUNJATENG.COM, PATI – Berikut ini video Bupati Sudewo Datangi Posko Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Diteriaki Lengser dan Dilempar Botol
Untuk pertama kalinya, Bupati Pati Sudewo mendatangi langsung posko donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (selanjutnya hanya disebut “Aliansi”) yang berada di luar pagar kantornya, Jumat (8/8/2025) malam.
Sebelum dia datang, ratusan warga simpatisan aksi unjuk rasa 13 Agustus tengah berkumpul.
Koordinator Lapangan (Korlap) Penggalangan Donasi, Teguh Istiyanto, tampak melayani tanya-jawab dengan para simpatisan aksi.
Sebelum Sudewo tiba di lokasi, Kapolresta Pati Kombespol Jaka Wahyudi dan Dandim Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto terlebih dulu berada di area posko.
Pukul 18.33 WIB, Sudewo telah melangkahkan kaki di depan mobil ambulans yang dijadikan posko donasi.
Dia mengacungkan jempol kepada massa yang berkumpul di sana.
“Bagaimana videotron-nya, bagus?” Begitu kalimat pertama yang dilontarkan Sudewo kepada warga.
Lokasi posko memang berada di bawah videotron baru yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pati dengan anggaran Rp1,39 miliar.
Padahal, anggaran pembuatan videotron tersebut selama ini juga menjadi salah satu poin kritikan Aliansi.
Massa yang berkumpul sempat tertegun, sebelum seorang perempuan, salah satu di antara mereka, menyalami Sudewo sambil berkata, “Tanggal 13 mau umrah atau siap ke sini, Pak?”
Sudewo langsung menepis isu yang mengatakan bahwa dirinya akan berangkat umrah untuk menghindari massa aksi unjuk rasa pada tanggal 13 nanti.
Perempuan itu lalu tiba-tiba meletakkan telapak tangannya di dada Sudewo sambil berkata, “Abane deg deg deg. (Suaranya dag-dig-dug).” Sudewo hanya meresponsnya dengan senyuman.
Setelahnya, Sudewo langsung dikerubungi oleh ratusan warga. Banyak di antara mereka yang mengacungkan kamera video ponsel mereka masing-masing.
Sudewo langsung diberondong pertanyaan-pertanyaan oleh warga.
Mulai dari pertanyaan tentang kalimat Sudewo yang terkesan menantang 50 ribu pendemo, tentang isu dirinya bakal berangkat umrah, tentang keputusannya membatalkan kenaikan PBB-P2, tentang kebijakan 5 hari sekolah, hingga tentang isu yang mengatakan bahwa dirinya mengganti slogan Pati Bumi Mina Tani menjadi Pati Mutiara.
Dia menjawab semua berondongan pertanyaan itu satu per satu.
“Pertanyaannya bagus. Saya luruskan, maksud saya ngomong seperti itu supaya ini tidak ditunggangi.
Kalau murni aspirasi terkait kebijakan PBB-P2, ya oke, tapi jangan sampai ditunggangi. Aku mung ngono tok (saya cuma begitu). Clear ya?” papar Sudewo yang disambut riuh tepuk tangan massa.
Sudewo juga membantah isu yang mengatakan bahwa dirinya akan berangkat umrah pada tanggal 13 untuk menghindari aksi demo.
“Saya tanggal 17 jadi inspektur upacara, tidak mungkin saya tinggal umrah. Jadi isu itu tidak benar sama sekali,” tutur dia.
Dia juga menjelaskan bahwa keputusannya membatalkan kenaikan PBB-P2 berlangsung seterusnya. Lalu kebijakan sekolah 5 hari juga dibatalkan dan dikembalikan ke 6 hari sekolah mulai Senin (11/8/2025) mendatang.
“Mengenai ‘Pati Mutiara’, itu cuma tema Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati, bukan dimaksudkan untuk mengganti slogan resmi Kabupaten Pati. Slogan Pati tetap Pati Bumi Mina Tani,” jelas dia.
Sesekali, terdengar teriakan dari massa, “Tanggal 13 harus datang, Pak! Buktikan kalau memang laki-laki!”
Dialog langsung dengan warga terhenti ketika salah satu koordinator Aliansi, Supriyono alias “Botok”, datang ke lokasi dan bertemu langsung dengan Sudewo pada pukul 18.45.
Mereka bersalaman, kemudian Sudewo merengkuh tubuh Botok, memeluknya sejenak.
Setelah itu Botok berteriak, “Pak Sudewo, selamat bertemu tanggal 13 Agustus nanti!!!”
Kemudian, situasi berubah mencekam. Teriakan massa bersahut-sahutan tak terkendali.
“Lengserkan Sudewo! Turunkan Sudewo! Lengser! Tidak usah diperhatikan!” teriakan-teriakan itu terus menggema bertubi-tubi.
Sudewo hanya diam mematung sambil tersenyum. Kemudian, dengan pengawalan aparat Satpol PP dan kepolisian, dia membalikkan badan dan melangkah kembali ke arah Pendopo Kabupaten Pati.
“Saya sudah berusaha ketemu dia, berusaha merangkul dia, ngomong baik-baik. Tuntutan juga sudah saya penuhi. Lalu apa lagi yang diminta?” ucap Sudewo.
Langkah-langkah Sudewo kembali ke pendopo diiringi teriakan massa yang bersahut-sahutan tak terkendali.
Bahkan, pukul 18.47, seseorang melemparkan botol air mineral ke arah Sudewo, namun meleset. Lemparan itu tak sampai mengenai Sudewo. Hanya sedikit cipratan air yang mengenainya.
Spontan, Sudewo langsung membalik badan. Beberapa orang di sekelilingnya langsung menyarankan dirinya segera kembali ke pendopo.
“Niat saya kan baik, supaya mereka juga mau menahan diri sama-sama, menciptakan situasi aman dan kondusif di Kabupaten Pati.
Logikanya, dia harusnya mau karena tuntutan mereka, supaya PBB diturunkan, sudah saya penuhi, tidak hanya turun, malah kami batalkan.
Ada yang menuntut juga, 5 hari sekolah kembali jadi 6 hari sekolah, kan sudah saya akomodasi juga.
Karena tuntutan sudah saya penuhi, logikanya kan sudah selesai. Yang mau dituntut apa lagi?” tanya Sudewo retoris kepada wartawan.
Sudewo menegaskan, niatnya adalah mengajak semua pihak sama-sama menjaga suasana damai. Namun, dia heran karena sebagian massa masih terus bersikap keras sekalipun tuntutan sudah dipenuhi.
“Tapi, kan, kenyataannya dia masih keras seperti itu, jadi saya simpulkan ini tidak murni, ada yang menunggangi, berarti ini kepentingan politik,” ucap Sudewo.
Dia curiga, ada opini dan narasi yang sengaja dibangun dan diarahkan oleh pihak tertentu untuk membuat warga membencinya.
Sudewo mengatakan, pihaknya membuka ruang berkomunikasi dengan siapa pun.
Ditanya apakah masih ada peluang rekonsiliasi dengan massa aksi, Sudewo mengatakan bahwa justru dirinya yang membuka peluang itu selebar-lebarnya.
“Justru saya yang membuka komunikasi. Rekonsiliasi? kenapa kok ditolak? Wong itu dengan warga saya.
Tidak perlu harus (pakai istilah-red.) rekonsiliasi ya tetap saya ketemu, kumpul, wong itu antara bupati dengan warganya,” tegas dia.
Bahkan, sebelum menyambangi posko Aliansi, dirinya juga baru saja berdialog dengan beberapa simpul-simpul massa lainnya.
Di antaranya Cahya Basuki alias Yayak Gundul yang mewakili Gerakan Pati Bersatu (Gerpab) dan Sahal Mahfudh yang mewakili Aliansi Santri Pati untuk Demokrasi (ASPIRASI).
Dua kelompok ini sebelumnya sama-sama menyatakan bakal membawa 5.000 orang saat hari H unjuk rasa.
Sudewo menemui mereka di Rumah Makan Warisan Nyonya.
“Koordinator yang saya temui di rumah makan tadi sudah clear, sepakat ciptakan suasana kondusif.
Rencana aksi demo 13 Agustus dia minta berubah jadi aksi damai, tasyakuran 17 Agustus dan Hari Jadi, mengubah image Pati yang semula panas, dengan tasyakuran berubah menjadi damai, supaya tidak menodai perayaan 17 Agustus, tidak mengganggu iklim investasi. Agar investor mau datang dan menciptakan lapangan pekerjaan,” jelas dia.
Salah satu koordinator Aliansi, Surpriyono alias Botok, mengatakan bahwa pertemuannya dengan Sudewo hari ini hanya untuk menegaskan bahwa tanggal 13 nanti mereka akan bertemu lagi.
“Kami sepakat 13 Agustus lengserkan Bupati Sudewo. Bapak Sudewo mau mengundurkan diri secara kesatria atau dilengserkan rakyat Kabupaten Pati? Merdeka!!!” ujar dia pada wartawan.
Botok mengatakan, dalam pertemuan singkat tadi, Sudewo menyapanya dengan ucapan “Mas Botok adalah pendukung saya”.
“Memang benar, dulu saya pendukung Sudewo (saat Pilkada). Jadi ini bukan gerakan politik, saya sendiri dulu pendukung Sudewo, bahkan desa saya nomor dua terbanyak (pemilih Sudewo) di Kecamatan Margorejo,” tegas dia.
Botok menegaskan, dia tidak membenci Sudewo secara personal. Dia hanya membenci arogansi dan kebijakannya yang menurutnya “menipu”.
“Tapi teman-teman saya mohon saat demo yang tertib, jangan anarkis, jaga ketertiban. Kalau ada pendemo yang rusuh, tangkap, serahkan ke petugas keamanan. Kita kawal aspirasi ini dengan damai,” tandas dia.
Sementara, Korlap Penggalangan Donasi Aliansi, Teguh Istiyanto, mengajak warga Pati tetap berjuang untuk Pati lebih baik. Dia berharap kunjungan Sudewo ke posko tidak membelokkan arah perjuangan.
“Makanya tadi Sudewo datang ke sini jangan terpengaruh. Pokoknya 13 Agustus kita buktikan Sudewo itu lanang opo wedok (laki-laki atau perempuan),” tandas dia. (mzk)