Tidak hanya itu, tembakan gas air mata juga dilepaskan untuk membubarkan kerumunan. Akibatnya, banyak demonstran terjebak dan kesulitan keluar dari area aksi.
Situasi panas juga memancing emosi sebagian anggota Brimob. Seorang anggota yang berjaga di depan gerbang meluapkan kemarahannya kepada massa.
“Bukan hanya kalian yang punya anak istri, perlakuan kalian kayak gini?” teriak seorang anggota Brimob sambil menunjuk ke arah rekan-rekannya yang tengah berjaga.
Meski aparat berusaha menahan massa, dorongan dan teriakan tetap berlanjut hingga sore hari.
Bupati Pati Sudewo baru dilantik pada 18 Juli 2025, kurang dari sebulan sebelum aksi ini terjadi. Namun, kebijakan kenaikan pajak daerah yang mencapai 250 persen memicu kemarahan publik.
Perwakilan massa menyebut aksi ini adalah bentuk tantangan balik kepada Sudewo.
“Kita datang 50.000 orang bahkan lebih, tapi kenapa Sudewo tidak menampakkan diri. Bupati pengecut,” teriak salah satu orator dari atas panggung aksi.
Desakan mundur pun terus disuarakan, dengan keyakinan bahwa kebijakan tersebut akan semakin membebani perekonomian warga Pati.
Demonstrasi menuntut Bupati Sudewo mundur berujung ricuh dengan pelemparan, dorongan massa, hingga penggunaan water cannon dan gas air mata.
Meski sempat meminta maaf, Sudewo belum memberikan keputusan terkait desakan mundur yang dilontarkan ribuan demonstran.
Situasi di Pati masih terpantau tegang, dengan aparat berjaga ketat di sekitar kantor bupati untuk mencegah bentrokan susulan. (mzk)
Baca juga: Bingung, Ahmad Dhani Soroti WAMI Soal Royalti di Acara Pernikahan: Sistemnya Kok Hancur Banget
Baca juga: Temui Pendemo dari Mobil Rantis Polisi, Bupati Pati Sudewo Dilempar Sandal dan Air Minum
Baca juga: Demo 13 Agustus, Jalur Masuk Kabupaten Pati Dijaga Polisi