Universitas Telogorejo

Tips Penanganan Diare pada Anak

Penulis: Laili Shofiyah
Editor: M Zainal Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAK DIARE: Ilustrasi anak mengalami diare. Berikut essai yang disusun oleh dr. Vira Ari Nindia Dewi, Sp.A, dosen Universitas Telogorejo Semarang terkait penanganan diare pada anak. (Dok Universitas Telogorejo)

Disusun Oleh: dr. Vira Ari Nindia Dewi, Sp.A

DIARE merupakan kondisi buang air besar dengan tekstur cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari. Diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab diare yang sering dialami adalah adanya infeksi, baik karena virus, bakteri maupun parasit.  Selain itu, diare bisa disebabkan oleh alergi makanan, intoleransi laktosa, peradangan pada usus, efek samping obat hingga konsumsi makanan yang terkontaminasi.  

Diare pada anak yang cukup sering terjadi adalah yang disebabkan oleh infeksi virus. Untuk kondisi diare yang disebabkan oleh infeksi virus, biasanya dapat membaik seiring dengan meningkatnya daya tahan tubuh untuk melawan virus tersebut.

Sedangkan untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi bakteri akan diberikan antibiotik dan yang disebabkan oleh parasit akan diberikan anti parasit. Untuk kasus intoleransi laktosa dan efek samping obat, bisa mencari alternatif lain terkait obat maupun makanan dan minuman yang dikonsumsi. Penting juga untuk menjaga kebersihan makanan maupun minuman yang dikonsumsi. 

Ciri-ciri Diare pada Anak

Berikut merupakan ciri-ciri anak yang mengalami diare, antara lain:

  • Tinja Encer dan Berair

Salah satu ciri utama diare pada anak adalah tinja yang lebih encer dan berair dari biasanya. Tinja anak yang mengalami diare dapat tampak lebih cair dan kadang-kadang berwarna hijau atau berbusa.

  • Frekuensi Buang Air Besar yang Meningkat

Anak yang mengalami diare cenderung buang air besar lebih sering dari biasanya. Ini bisa berarti lebih dari tiga kali sehari dengan tinja yang encer.

  • Kehilangan Cairan dan Dehidrasi

Diare dapat menyebabkan anak kehilangan cairan tubuh dengan cepat. Tanda-tanda dehidrasi pada anak termasuk bibir kering, mulut kering, menangis tanpa air mata, atau fontanel (lubang di tengkorak anak) yang cekung.

Baca juga: Kenali Hipertensi dalam Kehamilan

Perubahan dalam Pola Makan dan Nafsu Makan

Anak yang mengalami diare mungkin kurang tertarik pada makanan atau susu, atau bahkan menolak makanan sepenuhnya. Mereka juga mungkin terlihat lebih rewel atau tidak nyaman.

Gejala Tambahan: Beberapa anak dengan diare juga dapat mengalami gejala tambahan seperti demam ringan, muntah, atau perut kembung. Gejala ini biasanya berkaitan dengan penyebab diare, seperti infeksi virus atau bakteri.

Penanganan dan Cara Mengatasi Diare Pada Anak

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan WHO menetapkan Lintas Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang terdiri dari:

1. Rehidrasi dengan Cairan Rehidrasi Oral Formula Baru

Halaman
12

Berita Terkini