Sebagai solusinya, 14 siswa tersebut dialihkan ke sekolah terdekat yakni SD Negeri Candipari 1, SD Negeri Pesawahan, dan SD Negeri Wunut.
Namun terdapat tiga siswa yang secara administratif terdaftar sebagai siswa SD Negeri Candipari 2, tetapi untuk proses pembelajaran di sekolah lain.
“Ini untuk memastikan hak-hak mereka tidak hilang, termasuk bantuan dari pemerintah,” jelasnya.
Selain itu, keputusan ini juga mengacu pada aturan baru di Kementerian Pendidikan terkait pagu dan rombel sesuai kapasitas sekolah agar jumlah sekolah swasta terpenuhi.
“Kami batasi rombel negeri sesuai kapasitas agar sekolah swasta tidak mati."
"Kepala sekolah seharusnya bisa membaca tren peminat dari tahun ke tahun dan mengajukan rombel tambahan bila diperlukan,” bebernya.
Terpisah, Kepala SD Negeri Candipari 2, Susanto mengakui keterbatasan ruang kelas menjadi penyebab utama.
Sekolahnya hanya mendapat pagu 28 siswa dan satu rombel.
“Kami sebenarnya tidak ingin seperti ini."
"Semua yang daftar warga sekitar."
"Tapi ruang kelas terbatas."
"Prioritas kami berikan kepada yang lebih tua usianya,” ucapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dispendik Sidoarjo Buka Suara soal Puluhan Siswa SD Diminta Pindah Sekolah"
Baca juga: Aksi 25 Agustus 2025 Batal DIgelar? Ahmad Husein Klaim Berdamai dengan Bupati Pati Sudewo
Baca juga: Ini Identitas 3 ABK yang Hilang Tenggelam di Perairan Kendal, Semuanya Warga Patebon
Baca juga: Dedi Mulyadi Naik Pitam, Sesalkan Kematian Memilukan Raya Bocah 3 Tahun yang Tubuhnya Penuh Cacing
Baca juga: BREAKING NEWS: Angin Kencang Terjang Kirab Budaya di Karanganyar, Tenda Tamu Nyaris Ambruk!